kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan Produksi Mengangkat Harga CPO


Jumat, 02 Februari 2024 / 19:48 WIB
Penurunan Produksi Mengangkat Harga CPO
ILUSTRASI. Harga referensi CPO untuk periode 1-29 Februari 2024 naik 4,06% menjadi US$ 806,40 per ton.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan bahwa harga referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) untuk periode 1-29 Februari 2024 naik 4,06% menjadi US$ 806,40 per ton. Harga referensi CPO pada periode 1-15 Januari 2024 tercatat hanya sebesar US$ 774,93 per ton.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, kenaikan harga CPO terjadi disebabkan karena adanya penurunan produksi CPO di Malaysia. Selain itu, ekspektasi cuaca yang tidak bersahabat juga akan menurunkan produksi di Indonesia. 

“Permintaan menjelang liburan tahun baru Imlek juga mendukung harga. Namun turunnya harga minyak makan sejenis seperti soy bean masih akan terus menahan kenaikan,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (2/2). 

Baca Juga: ANJT Mencatat Produksi CPO 283.650 Ton di Tahun 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya

Untuk itu, Lukman memprediksi bahwa harga CPO masih akan tertekan, dan berlangsung cukup lama. Hal itu imbas dari produksi minyak sawit dan minyak makan sejenis lainnya yang masih tinggi. 

“Adanya pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah juga menekan harga,” kata dia.

Lukman pun memprediksi bahwa harga CPO di sepanjang tahun ini akan berkisar RM 3.200-RM 3.500 per ton. 

Sementara itu, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, sentimen yang membuat harga referensi CPO saat ini naik yakni, minyak sawit berjangka Malaysia diperdagangkan di bawah RM 3.800 per ton, melemah pada sesi keempat lantaran para pedagang kembali dari liburan di tengah penurunan harga minyak nabati dan saingannya. 

“Selain itu, terdapat laporan bahwa India akan meningkatkan produksi biji minyak lokal, yang merupakan bagian dari rencana India untuk mengurangi impor minyak nabati yang mahal,” ujar Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (2/2).

Baca Juga: Harga Referensi CPO Februari 2024 Melonjak 4,06%

Selain itu, kata dia, pengiriman produk minyak sawit Malaysia kemungkinan turun 9,4% menjadi 1.227.101 ton pada bulan Januari, menurut AmSpec Agri Malaysia. Sementara itu, surveyor kargo independen lainnya, Intertek Testing Services, memperkirakan ekspor turun 6,7% menjadi 1,286,509 ton di bulan tersebut. 

“Yang membatasi daya tarik bearish adalah kenaikan harga minyak mentah dan melemahnya ringgit. Sementara itu, pemulihan produksi masih belum pasti di tengah cuaca buruk di beberapa negara produsen utama, mungkin hingga akhir bulan Februari ini,” kata Sutopo  

Sutopo menyebutkan, minyak sawit meningkat 1,37% sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini. 

Dengan demikian, dia memperkirakan, bahwa harga minyak sawit akan diperdagangkan sebesar RM 3.888,39 per metrik ton, pada akhir kuartal I 2024, dan perkiraan akan mencapai RM 4.172,86 dalam waktu 12 bulan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×