kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Penurunan Harga Minyak Tertahan Badai Milton


Rabu, 09 Oktober 2024 / 12:24 WIB
Penurunan Harga Minyak Tertahan Badai Milton
ILUSTRASI. Rabu (9/10) pukul 11.54 WIB, harga minyak WTI berada di US$ 73,76 per barel.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak bertahan di level di bawah US$ 74 per barel, pasca rilisnya proyeksi harga minyak terbaru dari Energy Information Administration (EIA) dan laporan stok dari grup industri API. Meski demikian, efek Badai Milton yang lebih buruk dari perkiraan, dan eskalasi tensi di Timur Tengah berpotensi mendukung harga kembali menguat.

Berdasarkan data Trading Economics, pada Rabu (9/10) pukul 11.54 WIB, harga minyak WTI berada di US$ 73,76 per barel. Dalam 24 jam terakhir menguat 0,26% dan sepekan terakhir naik 5,30%.

Oil  Research and Development ICDX Girta Yoga memaparkan, dalam laporan Prospek Energi Jangka Pendek bulan Oktober, EIA memangkas perkiraan harga minyak mentah Brent untuk tahun 2024 sebesar US$ 1,91 menjadi US$ 80,89 per barel dan untuk tahun 2025 dipangkas US$ 6,50 menjadi US$ 77,59 per barel. Selain itu, minyak mentah WTI juga diturunkan US$ 1,89 per barel untuk tahun 2024 dan tahun 2025 sebesar US$ 6,50 per barel.

"EIA melihat bahwa kekhawatiran atas pertumbuhan permintaan global lebih besar daripada ketidakpastian jangka pendek dari eskalasi yang berpotensi mengganggu antara Israel dan Iran di Timur Tengah," tulisnya dalam riset, Rabu (9/10).

Baca Juga: Harga Minyak Sulit Menanjak pada Rabu (9/10) Pagi Setelah Anjlok Lebih dari 4%

Di sisi pasokan, berdasarkan laporan yang dirilis grup industri API, stok minyak mentah dalam sepekan melonjak naik sebesar 10,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 4 Oktober. Laporan tersebut mengindikasikan permintaan yang melemah di pasar energi AS.

"Meski demikian, pelaku masih menantikan laporan resmi versi pemerintah yang akan dirilis Rabu malam oleh badan statisik EIA," sambung Girta.

Sementara itu, Badai Milton yang menerjang Pantai Teluk Florida pada hari Selasa (8/10) telah menyebabkan krisis bahan bakar. Sebab, sekitar 19,7% atau hampir 1.500 pom bensin yang melaporkan kehabisan bahan bakar, ungkap data dari layanan pelacakan harga bahan bakar GasBuddy.

Efek badai Kategori 5 yang jauh lebih buruk dari yang diperkirakan itu mendorong dikeluarkannya perintah evakuasi untuk lebih dari 1 juta orang di wilayah pesisir barat Florida sebelum Badai Milton menerjang daratan pada Rabu malam atau Kamis dini hari.

Baca Juga: EIA Memangkas Proyeksi Permintaan Minyak Global dan AS Untuk Tahun 2025

Turut mendukung pergerakan harga, konflik di Timur Tengah masih terus berlanjut. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Selasa mengatakan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan dua penerus pemimpin Hizbullah yang terbunuh.

Selain itu, pasukan Israel telah memperluas serangan daratnya terhadap kelompok yang didukung Iran tersebut dengan mengerahkan divisi tentara keempat ke Lebanon selatan. Lalu, Israel mengirim tank-tank ke Jabalia di Jalur Gaza utara dan mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk warga Jabalia dan Beit Hanoun serta Beit Lahiya di dekatnya.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$ 76 per barel. "Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 71 per barel," tutup Girta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×