Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) membukukan kerugian sebesar US$ 24,12 juta di tahun 2014. Padahal di tahun 2013, perusahaan yang bergerak di bidang serat organik, tekstil, dan kimia ini masih untung sebesar US$ 1,04 juta.
Dalam laporan keuangan yang dirilis perseroan, Kamis (26/3), ADMG mencatat penjualan US$ 449,1 juta, turun 11,12% dari tahun sebelumnya US$ 505,3 juta. Namun, beban pokok penjualan ternyata lebih tinggi dari pendapatan yakni sebesar US$ 464,8 juta, meski turun 5,2% dari tahun sebelumnya US$ 490,6 juta. Biaya bahan baku menjadi beban terbesar perseroan.
Hal membuat ADMG membukukan rugi kotor sebesar US$ 15,79 juta dibanding tahun 2013 yang masih mencetak laba kotor US$ 14,6 juta.
Beban penjualan ADMG turun tipis menjadi US$ 2,1 juta dari sebelumnya US$ 2,13 juta. Lalu beban umum dan administrasi turun menjadi US$ 7,5 juta dari sebelumnya US$ 7,87 juta. Beban keuangan pun turun menjadi US$ 6,4 juta dari sebelumnya US$ 7,1 juta.
Penghasilan investasi ADMG tahun lalu naik menjadi US$ 305.620 dibanding tahun 2013 sebesar US$ 232.859. Namun, keuntungan kurs mata uang asing turun menjadi US$$ 1,3 juta dari tahun sebelumnya US$ 12,7 juta. ADMG juga mengalami rugi lain-lain sebesar US$ 4,1 juta. Di tahun 2013 perseroan masih mencatat keuntungan lain-lain US$ 4,1 juta.
Jumlah aset ADMG tahun 2014 sebesar US$ 466 juta turun dari tahun sebelumnya US$ 560,7 juta. Total liabilitasnya US$ 171,15 juta turun dari sebelumnya US$ 241,3 juta sedangkan ekuitasnya US4$ 294,9 juta turun dari sebelumnya US$ 319,4 juta.
Dengan demikian ADMG mencatat rugi per saham dasar sebesar US$ 0,0062 dibanding tahun sebelumnya yang mencatat laba per saham dasar sebesar US$ 0,0003.
Kamis (26/3) harga saham ADMG turun 0,76% ke level Rp 131 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News