Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja keuangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melambat. Sepanjang 2014, laba bersih ITMG menyusut 2,33% year on year (yoy) menjadi US$ 200,21 juta.
Penyusutan laba bersih ITMG ini seirama penurunan penjualan bersih. Pada tahun lalu, ITMG hanya mampu meraih penjualan US$ 1,94 miliar, menurun 10,8% ketimbang tahun 2013 senilai US$ 2,17 miliar.
Biang keladi kondisi ini adalah anjloknya penjualan ke kawasan Eropa dan Asia Timur, seperti Taiwan, Tiongkok, Hong Kong dan Korea. Pada tahun 2014, penjualan di area ini hanya US$ 677,59 juta, turun 18,85% (yoy). Padahal negara tadi menjadi penyumbang utama penjualan ITMG.
Penjualan batubara ke Asia Tenggara, India dan Pakistan juga kurang bergairah. Penjualan di wilayah ini merosot 20,22% (yoy) menjadi senilai US$ 529,16 juta. Begitu pula penjualan ke Australia yang anjok hingga 43,6% (yoy) menjadi US$ 12,66 juta. Namun penjualan domestik tetap tumbuh 10,65% (yoy) menjadi US$ 223,84 juta pada tahun 2014.
Sebenarnya harga pokok penjualan ITMG turun 9,4% menjadi US$ 1,53 miliar. Namun, kemerosotan penjualan secara umum menyebabkan laba kotor ITMG tertekan. Di sisi lain, beban penjualan ITMG naik dari US$ 140,8 juta pada 2013 menjadi US$ 145,95 juta selama tahun 2014.
Tahun ini, ITMG sudah memiliki komitmen menjual 26,85 juta metrik ton batubara ke beberapa pembeli. Batubara itu akan dikirim secara periodik mulai tahun ini hingga tahun 2021 mendatang.
Sebelumnya, Direktur Keuangan ITMG Edward Manurung, mengatakan, pada tahun 2014, ITMG memang banyak menahan ekspansi. Hal ini terlihat dari penyerapan belanja modal yang hanya US$ 55 juta. Awal tahun lalu, ITMG mengalokasikan belanja modal US$ 86 juta. Belanja modal tahun lalu hanya untuk memperbaiki infrastruktur pertambangan.
Berkaca dari realisasi tahun 2014, Edward menurunkan asumsi belanja modal tahun ini dari semula US$ 80 juta menjadi US$ 60 juta. Dana belanja modal akan berasal dari kas internal. "Akan digunakan untuk investasi baru seperti hauling road dan maintenance," ujar dia belum lama ini.
Dia memprediksi, produksi batubara tahun ini hanya 30 juta ton, naik tipis dari tahun 2014 yang sebesar 29,5 juta ton. Proyeksi produksi yang relatif stagnan ini akibat belum membaiknya harga batubara. ITMG memproyeksi, harga batubara tahun ini di US$ 58-US$ 59 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News