kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan tertekan, pendapatan Unggul Indah Cahaya (UNIC) di kuartal III-2019 turun


Rabu, 20 November 2019 / 13:48 WIB
Penjualan tertekan, pendapatan Unggul Indah Cahaya (UNIC) di kuartal III-2019 turun
ILUSTRASI. Pabrik kimia PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Unggul Indah Cahaya (UNIC) mengalami penurunan pada kuartal III 2019. Produsen tunggal alkybenzene di Indonesia ini mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih.

Pada kuartal III-2019, penjualan Konsolidasian UNIC tercatat sebesar US$ 235,88 juta atau turun 12,12% dari pendapatan periode sebelumnya yang mencapai US$ 268,44 juta.

Presiden Direktur PT Unggul Indah Cahaya Tbk Yani Alifen mengatakan, turunnya  penjualan UNIC pada kuartal III-2019 disebabkan oleh turunnya harga produk dan harga bahan baku sepanjang 2019. Selain itu, harga bahan substitusi produk juga semakin kompetitif.

Baca Juga: Unggul Indah Cahaya (UNIC) bagi dividen hingga Rp 137 miliar, simak jadwalnya

“Hal ini mengakibatkan volume penjualan mengalami tekanan atau penurunan terutama pada produk entitas anak perusahaan yaitu di PT Petrocentral yang memproduksi STTP,” ujar Yani saat acara Paparan Publik UNIC di Jakarta, Rabu (20/11).

Turunnya pendapatan UNIC berdampak pada turunnya laba bersih perusahaan ini.

Per September 2019, UNIC berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan sebesar US$ 7 juta.

Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, UNIC berhasil mengantongi laba bersih senilai US$ 17.95 juta.

Meski demikian, pada kuartal III-2019 UNIC berhasil menekan beban pajak penghasilan hingga 93,2% menjadi US$ 741.879. Padahal, pada periode 2018 beban pajak penghasilan UNIC mencapai US$ 10,92 juta.

Yani mengatakan, tingginya beban pajak penghasilan pada kuartal III-2018 dikarenakan beban pajak penghasilan atas penjualan tanah di Australia serta adanya deemed dividend atas laba periode berjalan entitas anak usaha di luar negeri.

Meski laba bersih pada kuartal III-2019 mengalami penurunan, Yani yakin laba bersih UNIC pada akhir tahun dapat meningkat dibanding periode sebelumnya. Meski demikian, ia tidak mengungkap lebih rinci terkait angka spesifiknya.

“Untuk sampai akhir tahun tentu diharapkan dalam tiga bulan ini (kuartal IV) labanya akan meningkat. Tetapi terkait berapa angkanya, saya tidak bisa ungkap. Tapi akan meningkat,” ujarnya.

Baca Juga: Emiten ritel papan atas torehkan kinerja ciamik, simak rekomendasi sahamnya

Hal ini tidak lepas dari keunggulan absolut UNIC sebagai satu-satunya produsen alkybenzene (AB) di Indonesia. Untuk diketahui, Alkylbenzene (AB) merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan deterjen.

UNIC merupakan perusahaan dengan kapasitas produksi terpasang terbesar dalam satu lokasi di kawasan Asia Pasifik. Adapun saat ini kapasitas produksi UNIC mencapai 270.000 MT per tahun  yang merupakan kombinasi dari Linear Alkylbenzene (LAB) dan Branched Alkylbenzene (BAB)

Sementara itu, hingga kuartal III 2019 UNIC telah menyerap belanja modal/capital expenditure (capex) sebesar US$ 1,9 juta yang mayoritas digunakan untuk perawatan mesin.

Untuk tahun depan, manajemen mengatakan tidak akan menyiapkan capex yang terlalu besar. Namun, penggunaan capex tahun depan juga ada yang dialokasikan untuk diversifikasi produk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×