Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Yani mengatakan, tingginya beban pajak penghasilan pada kuartal III-2018 dikarenakan beban pajak penghasilan atas penjualan tanah di Australia serta adanya deemed dividend atas laba periode berjalan entitas anak usaha di luar negeri.
Meski laba bersih pada kuartal III-2019 mengalami penurunan, Yani yakin laba bersih UNIC pada akhir tahun dapat meningkat dibanding periode sebelumnya. Meski demikian, ia tidak mengungkap lebih rinci terkait angka spesifiknya.
“Untuk sampai akhir tahun tentu diharapkan dalam tiga bulan ini (kuartal IV) labanya akan meningkat. Tetapi terkait berapa angkanya, saya tidak bisa ungkap. Tapi akan meningkat,” ujarnya.
Baca Juga: Emiten ritel papan atas torehkan kinerja ciamik, simak rekomendasi sahamnya
Hal ini tidak lepas dari keunggulan absolut UNIC sebagai satu-satunya produsen alkybenzene (AB) di Indonesia. Untuk diketahui, Alkylbenzene (AB) merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan deterjen.
UNIC merupakan perusahaan dengan kapasitas produksi terpasang terbesar dalam satu lokasi di kawasan Asia Pasifik. Adapun saat ini kapasitas produksi UNIC mencapai 270.000 MT per tahun yang merupakan kombinasi dari Linear Alkylbenzene (LAB) dan Branched Alkylbenzene (BAB)
Sementara itu, hingga kuartal III 2019 UNIC telah menyerap belanja modal/capital expenditure (capex) sebesar US$ 1,9 juta yang mayoritas digunakan untuk perawatan mesin.
Untuk tahun depan, manajemen mengatakan tidak akan menyiapkan capex yang terlalu besar. Namun, penggunaan capex tahun depan juga ada yang dialokasikan untuk diversifikasi produk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News