kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Penjualan ruko dan sewa mal masih jadi andalan Rimo International


Minggu, 25 Februari 2018 / 16:32 WIB
Penjualan ruko dan sewa mal masih jadi andalan Rimo International
ILUSTRASI. Proyek properti RIMO


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) bakal menggenjot penjualan rumah toko (ruko) di Banjarmasin. Proyek ini merupakan salah satu proyek eksisting yang diandalkan oleh perusahaan berkode saham RIMO di Bursa Efek Indonesia ini.

Rimo International mengembangkan proyek ruko melalui anak usahanya yakni PT Banua Land Sejahtera. Herman Susanto, Direktur Keuangan Rimo International mengatakan, dari total 22 unit, ada 10 unit yang terjual dengan range harga sekitar Rp 2,4 miliar sampai Rp 3 miliar per unit.

Selain mengandalkan penjualan ruko, perusahaan ini juga menadah cuan dari reccurring income atau pendapatan berulang dari PT Matahari Pontianak Indah Mall.

Herman bilang, meski ada shifting penjualan dari offline ke online, pendapatan yang diperoleh perusahaan dari mall tidak lantas surut. "Toko yang jual pakaian mulai beralih ke online (tapi) tingkat keterisian masih di atas 70%," ujar Herman saat dihubungi Kontan.co.id belum lama ini.

Dia mengatakan, beberapa tenant besar yang dimiliki di antaranya adalah Matahari, Carefour, Breadtalk, KFC, dan Toko Mas dengan harga sewa per tenant senilai Rp 200.000 per meter persegi ditambah biaya jasa yang dibanderol sekitar Rp 75.000 per meter persegi.

Tahun ini, Rimo International bakal mengandalkan kedua bisnis tersebut. Rimo juga meraup penjualan apartemen South Hills di kawasan Kuningan, Jakarta yang kini sudah mencapai 60%.

Perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indoneska pada 2000 ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 400 miliar. Sayangnya, Herman belum bisa membeberkan lebih detail terkait rencana penggunaan dana tersebut.

Yang jelas, sekitar 60% akan digunakan untuk cadangan perluasan lahan, sementara sisanya untuk operasional perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×