Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan yang terjadi pada saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) mencerminkan investor tak lagi nyaman memegang saham ini. Harga saham yang turun tajam ini pun dinilai sebagai suatu anomali.
"Pasti investor sudah tidak nyaman lagi memegang saham ini. Pasalnya, harga sahamnya sudah turun terlalu tajam," ujar Analis First Asia Capital David Sutyanto kepada KONTAN, Jumat (10/11).
Pasalnya, dalam waktu sepekan saja, saham ini terjun bebas dari level Rp 640 per saham menjadi Rp 338 per saham. Saham RIMO kemudian dua kali menyentuh level auto reject bawah karena tumbang hingga 25% dalam sehari.
Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya memutuskan untuk mensuspensi saham ini untuk cooling down selama satu hari pada 7 November 2017 lalu. Sehari setelahnya, gembok perdagangan saham ini dibuka, namun harganya lagi-lagi terjun 25% dalam sehari ke level Rp 192. Alhasil, BEI kembali mensuspensi saham ini pada perdagangan Kamis (9/10). Suspensi dilakukan sampai otoritas bursa mendapat penjelasan dari pihak perusahaan.
Meski sudah turun banyak, David sulit memprediksi apakah saham ini bisa bergerak naik, jika suspensi dibuka oleh BEI.
"Turunnya saham RIMO ini bisa dibilang sebuah anomali karena tidak ada sesuatu yang berubah dari fundamentalnya. Selain itu, manajemen juga tidak mengetahui mengapa sahamnya bisa turun sebanyak itu, sehingga cukup sulit untuk mengetahui apakah saham ini bisa kembali bergerak naik atau tidak," papar David.
Dilihat dari kinerjanya, perusahaan punya kondisi keuangan yang cukup baik. Di kuartal III-2017, perusahaan berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 247,08 miliar. Peralihan ke bisnis properti yang dilakukan membuat perusahaan berhasil mendongkrak laba sebesar 9.026,92% menjadi Rp 145,16 miliar per akhir September lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News