kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.731   21,00   0,13%
  • IDX 8.389   22,05   0,26%
  • KOMPAS100 1.163   3,35   0,29%
  • LQ45 847   4,23   0,50%
  • ISSI 292   0,76   0,26%
  • IDX30 446   3,97   0,90%
  • IDXHIDIV20 513   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,41   0,31%
  • IDXV30 138   0,55   0,40%
  • IDXQ30 141   0,94   0,67%

Penjualan Mobil Naik Secara Bulanan, Cermati Efeknya bagi Emiten Otomotif


Rabu, 12 November 2025 / 18:47 WIB
Penjualan Mobil Naik Secara Bulanan, Cermati Efeknya bagi Emiten Otomotif
ILUSTRASI. Penjualan mobil nasional Oktober 2025 naik 19,23% MoM. Simak analisis pendorong kenaikan saham ASII, AUTO, IMAS, IMJS dan prospek sektor otomotif.. KONTAN/BAihaki/29/7/2025


Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data penjualan mobil nasional mengalami peningkatan secara bulanan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada Oktober 2025 tercatat sebanyak 74.020 unit, naik 19,23% secara bulanan (Month on Month).

Hasil ini menandai kembalinya wholesales mobil secara bulanan ke level di atas 70 ribu unit, setelah pada April–September hanya mencatatkan rata-rata penjualan bulanan sebesar 59.381 unit.

Kenaikan penjualan mobil ini tampaknya diikuti oleh penguatan harga saham di industri otomotif. Misalnya, saham PT Astra International Tbk (ASII) mengakumulasi kenaikan 11,69% dalam sebulan terakhir ke level Rp 6.450 per saham.

Lalu, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menanjak 15,15% dalam sebulan perdagangan terakhir ke posisi Rp 2.660 per saham.

Sementara, saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) sama-sama mengalami kenaikan saham masing-masing 3,11% dan 2,5%.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi dalam Tren Bullish, Cek Saham Rekomendasi Analis, Kamis (13/11) ​

Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand mengatakan reli saham otomotif dalam sebulan terakhir didorong oleh kombinasi pemulihan penjualan domestik dan sentimen forward-looking investor.

Penjualan mobil nasional yang naik secara bulanan itu juga memulihkan kepercayaan pasar setelah enam bulan tertahan di bawah 70.000 unit. Rebound ini menandakan realisasi pent-up demand, menjadi katalis positif bagi emiten besar seperti ASII dengan pangsa pasar 47%.

"Pemulihan volume secara langsung memperkuat kinerja penjualan dan meningkatkan leverage operasional di Kuartal IV-2025," kata Abida kepada Kontan, Rabu (12/11/2025).

Dihubungi terpisah, Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata berpendapat kenaikan harga saham otomotif dalam sebulan terakhir terutama ASII, AUTO, IMAS, dan IMJS tidak semata-mata disebabkan oleh rebound penjualan mobil Oktober 2025, tetapi merupakan kombinasi antara seasonal recovery, sentimen promosi akhir tahun, dan rotasi sektor dari defensif ke konsumsi siklikal.

Liza menilai penjualan mobil yang rebound menandakan stabilisasi permintaan domestik setelah enam bulan melemah. Lonjakan penjualan BYD sebesar 874% MoM melalui model Atto 1 turut memperkuat persepsi pasar terhadap percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Juga: IHSG Rebound, Cermati Rekomendasi Teknikal Saham PTRO, MBMA, dan SMGR, Kamis (13/11)

Momentum ini juga didorong oleh ekspektasi penguatan musiman pada kuartal IV-2025, ketika pabrikan gencar melakukan promosi akhir tahun dan GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) digelar pada 21–30 November 2025 di ICE BSD City.

"Secara keseluruhan, rebound penjualan Oktober menjadi sinyal positif bahwa permintaan otomotif mulai stabil setelah tekanan panjang, meski perbaikan masih bersifat taktikal ketimbang struktural," ujar Liza kepada Kontan, Rabu (12/11/2025).

Dalam jangka menengah, prospek sektor ini bergantung pada keberhasilan emiten menjaga inventory turnover, memperluas model elektrifikasi, dan memanfaatkan dukungan insentif pemerintah, sambil tetap waspada terhadap daya beli konsumen yang belum sepenuhnya pulih.

Faktor Penghambat Laju Otomotif

Meskipun prospeknya positif, Abida mengungkapkan sektor otomotif masih menghadapi beberapa hambatan makroekonomi dan eksternal. Misalnya, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang tinggi akibat kebijakan moneter ketat menahan daya beli konsumen, terutama di segmen mass market.

Selain itu, kenaikan PPN menjadi 12% mulai tahun 2026 berpotensi menekan permintaan kendaraan baru. Walaupun lini Hybrid Electric Vehicle (HEV) ASII mendapat perlindungan melalui insentif PPnBM DTP 3%, tekanan tetap terasa di segmen non-hybrid yang belum mendapat stimulus serupa.

Sementara, Liza berpandangan industri otomotif masih menghadapi tantangan struktural. Hingga Oktober, wholesales mobil turun 10,6% yoy dan penjualan ritel turun 9,6% yoy, menandakan tekanan daya beli di segmen menengah ke atas.

Baca Juga: IHSG Rebound 0,26% ke 8.388, Top Gainers LQ45: BRPT, JPFA dan AMRT, Rabu (12/11)

Di sisi lain, pasar ekspor roda dua belum pulih sepenuhnya, sementara penjualan domestik hanya naik tipis 4,1% MoM. Tekanan suku bunga tinggi, biaya kredit kendaraan yang mahal, dan inflasi biaya hidup menahan minat pembelian mobil baru.

Rekomendasi Saham

Abida merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga Rp 7.450 per saham, mencerminkan valuasi 9,2 kali tahun penuh 2026 dengan P/E (+1 standar deviasi) dari rata-rata historis.

Selain itu, Abida juga menyarankan buy saham IMAS di target harga Rp 1.321 per saham dan akumulasi saham IMJS dengan target harga Rp 290 per saham.

Selanjutnya: Restrukturisasi Utang, Wijaya Karya (WIKA) Bakal MRA Lagi Tahun 2026

Menarik Dibaca: Xiaomi Hadirkan Promo Spesial 11.11, Tawarkan Produk Rumah Pintar dan AIoT Unggulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×