CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Penjualan Mei turun, neutral untuk saham semen


Kamis, 11 Juni 2015 / 00:33 WIB
 Penjualan Mei turun, neutral untuk saham semen
ILUSTRASI. Rancangan desain miniatur Kota Maja Raya di Maja, Lebak, Banten, Senin (30/10/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penjualan semen pada bulan Mei 2015 tercatat 4,8 juta ton. Angka ini turun 7,9% jika dibanding penjualan ada bulan Mei 2014. Secara total, penjualan semen dalam lima bulan pertama tahun ini telah turun 3,8% year on year (yoy) menjadi 22,8 juta ton.

Analis Mandiri Sekuritas, Liliana S Bambang mengungkapkan, jika mengecualikan Semen Merah Putih yang baru bergabung dengan Asosiasi Semen Indonesia, penjualan semen pada bulan Mei justru mengalami penurunan sebesar 10,3% yoy.

"Sebagian besar wilayah di Indonesia mengalami kontraksi permintaan, dengan pengecualian Nusa Tenggara, yang mencatat pertumbuhan 3,6% yoy sepanjang lima bulan pertama," ungkap Liliana dalam riset Rabu (10/6).

Tiga pemain semen besar menunjukkan penurunan pangsa pasar secara keseluruhan lantaran adanya Semen Merah Putih. Pangsa pasar SMGR turun menjadi 43,3%, dari 44% di Mei 2014. Lalu pangsa pasar INTP menurun menjadi 29,2% dibanding 30,5% di Mei 2014.

Sementara itu, pangsa pasar SMCB tetap stabil di 14%. Pangsa pasar PT Cemindo Gemilang (Semen Merah Putih) saat ini berada di angka 2,6%. Adapun penjualan semen Merah Putih pada lima bulan pertama tahun ini sekitar 600.000 ton.

Menurut Liliana, perlambatan ekonomi domestik telah membebani permintaan semen, selain adanya pelemahan harga komoditas di luar Pulau Jawa. Adanya pendatang baru juga menimbulkan resiko kelebihan pasokan.

"Pada saat ini, kami belum melihat adanya katalis positif untuk sektor semen, terutama untuk belanja infrastruktur di yang masih menunjukkan pertumbuhan relatif datar," imbuhnya.

Liliana masih mempertahankan rekomendasi neutral pada sektor semen. Liliana memilih INTP lantaran perusahaan memiliki kas yang cukup dan akan mendapat manfaat selama fase konsolidasi di sektor semen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×