kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peningkatan minat investor dorong emiten berani terbitkan obligasi


Senin, 07 Desember 2020 / 19:45 WIB
Peningkatan minat investor dorong emiten berani terbitkan obligasi
ILUSTRASI. Perusahaan konstruksi Adhi Karya menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2020 sebanyak-banyaknya Rp 600 miliar


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per pekan kedua November 2020, penerbitan obligasi maupun sukuk korporasi mengalami penurunan sekitar 36,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jumlah emisi penerbitan obligasi hingga minggu kedua November 2020 tercatat sebanyak Rp 71,55 triliun dan sukuk korporasi Rp 6,59 triliun. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu obligasi korporasi sebanyak Rp 110,41 triliun dan sukuk korporasi sebanyak Rp 12,57 triliun.

Namun, masih ada beberapa emiten yang berani menerbitkan obligasi baru-baru saja. Misalnya PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2020 sebanyak-banyaknya Rp 600 miliar, dengan nilai pokok Rp 276,6 miliar dan sisanya sebesar Rp 323,4 miliar dijamin secara kesanggupan terbaik atau best effort. Obligasi ini memiliki tenor 3 tahun dengan bunga tetap 9,75%.

Kemudian PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga tengah dalam perkiraan tanggal efektif penerbitan surat utang senilai Rp 2 triliun, yang terdiri dari obligasi sebesar Rp 1,5 triliun dan sukuk sebesar Rp 500 miliar.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menjelaskan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasi meski tantangan pandemi Covid-19 masih dirasakan. Hal ini diyakini dengan prospek kinerja WIKA ke depan yang akan banyak menarik minat investor.

Mahendra juga meyakini kondisi keuangan ke depan akan lebih baik seiring dengan situasi bisnis yang membaik. Hal ini ditandai dengan mulai pulihnya pasar saham dalam negeri.

Dia juga mengatakan pendanaan dari obligasi membawa keuntungan tersendiri dari sisi jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan perbankan, meski beberapa bank juga masih mendukung kebutuhan keuangan WIKA.

"Dengan jangka waktu yang lebih panjang bisa dibilang cash flow juga lebih longgar dan juga akan dibukukan sebagai kewajiban jangka panjang juga kan?," jelas Mahendra kepada Kontan.co.id, Senin (7/12).

Emiten konstruksi PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga akan menerbitkan obligasi berkelanjutan IV tahap 2 dengan target dana yang akan dihimpun sebesar Rp 1 triliun - Rp 2 triliun dengan jangka waktu jatuh tempo 1-3 tahun. Penerbitan obligasi ini diharapkan selesai paling lambat pada awal Januari 2021.

Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya Ratna Ningrum menjelaskan, rencana tersebut mempertimbangkan minat dari investor obligasi yang mulai meningkat.

"Serta kebutuhan pendanaan modal kerja proyek, khususnya penyelesaian proyek investasi dan proyek dengan skema turnkey yang membutuhkan pendanaan bersifat jangka panjang," imbuhnya.

Di sisi lain, pada Desember 2020 ini terdapat total Rp 8,47 triliun obligasi yang akan jatuh tempo. Salah satunya sebesar Rp 500 miliar merupakan obligasi milik PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Sekretaris Perusahaan SMRA Jemmy Kusnadi mengatakan pembayaran obligasi yang akan jatuh tempo ini menggunakan kas internal. Adapun per kuartal III-2020 kas dan setara kas akhir periode tercatat sebesar Rp 1,78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×