Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR014 menunjukkan performa yang cenderung variatif menjelang penutupan. Investor diperkirakan mencermati rendahnya likuiditas instrumen investasi ini.
Melansir Bareksa, hingga Selasa (5/8/2025) pukul 18.45 WIB, SBR014 tenor 2 tahun sudah terjual sekitar Rp 9,59 triliun atau 95,92% dari kuota nasional sebesar 10 triliun.
Sementara itu, SBR014 tenor 4 tahun sudah menyerap sekitar Rp 2,71 triliun atau 54,24% dari kuota Rp 5 triliun.
Baca Juga: Tren Suku Bunga Turun, Asing Tetap Borong SBN dan Lirik Saham RI
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede melihat, penjualan yang bersifat variatif antara kedua tenor ini didorong sikap investor yang masih wait and see atau menahan pembelian.
Menurut dia, investor masih mencermati likuiditas yang rendah dari instrumen ini. Sekalipun risiko gagal bayar (default risk) dapat diabaikan karena dijamin 100% oleh negara.
“Instrumen yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder ini mempengaruhi keputusan investor,” imbuh Josua pada Selasa, (5/8/2025).
Baca Juga: Pembelian SBN oleh BI Hampir Tembus Target, Bisa Berdampak Pada Kredibilitas Fiskal
Namun begitu, pemerintah menyediakan fasilitas early redemption yang memungkinkan investor mencairkan hingga 50% investasi setelah periode tertentu, yaitu setelah 1 tahun untuk SBR014T2 dan setelah 2 tahun untuk SBR014T4.
Sebelum penutupan pada 7 Agustus 2025, Josua menyarankan investor untuk juga memperhitungkan potensi fluktuasi kupon dalam jangka panjang. “Yang mana, ini bergantung pada arah kebijakan suku bunga BI di masa mendatang,” tutupnya.
Selanjutnya: Daftar Harga dan Cara Beli Tiket Volleyball Women's U21 World Championship Indonesia
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok, Rabu 6 Agustus 2025: Keuangan dan Karier Leo Bersinar Terang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News