kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan rupiah ditopang hasil perundingan dagang AS-China yang positif


Kamis, 10 Januari 2019 / 18:30 WIB
Penguatan rupiah ditopang hasil perundingan dagang AS-China yang positif


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terpantau menguat pada penutupan pasar spot Kamis (10/1) sebanyak 0,50% atau menguat 75 poin ke level Rp 14.050 per dollar AS. Sentimen positif global masih menjadi alasan di balik penguatan rupiah hari ini.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, negosiasi perdagangan bilateral antara AS dengan China sudah menghasilkan kesepakatan komprehensif. "Hal ini mampu meredakan sentimen negatif trade war," ujarnya.

Melansir dari Reuters, China menyampaikan ingin mengakhiri perang dagang dengan AS, sebab keduanya banyak mendapat kerugian. Melihat hal tersebut, kedua negara adidaya tersebut masih mencari solusi yang menguntungkan masing-masing pihak.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump dinilai menanggapi positif usulan China melalui cuitan pesan di media sosial pribadinya. Ia mengatakan perundingan dengan China berjalan sangat baik pada Selasa (8/1) silam.

Tak hanya itu, hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukan bahwa para pembuat kebijakan mampu menahan laju kenaikan suku bunga di masa depan. "Hal inilah yang memberikan efek dovish bagi dollar AS, dan membuat kinerja rupiah terapresiasi," jelas Nafan.

Dari dalam negeri, sentimen positif juga ikut mengerek apresiasi rupiah. Cadangan devisa (cadev) Indonesia per Desember 2018 berada di angka US$ 120,7 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan akhir November 2018 yang tercatat USD117,2 miliar. Data penjualan retail Year on Year (yoy) per November juga meningkat, dari 3,4% menjadi 2,9%.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki Yamani menambahkan, bila foreign inflow di ranah obligasi dan saham di awal 2019 juga menjadi penyebab menguatnya rupiah. "Bank Indonesia (BI) mendukungnya melalui intervensi di pasar utang dan kebijakan moneternya," jelas Achmad.

Untuk perdagangan besok, Achmad menuturkan, sentimen global masih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah. "Sentimen FOMC dan pertemuan bilateral AS dan Vina, akan cukup lama pengaruhnya, jadi sentimen ini yang akan mempengaruhi rupiah," jelasnya.

Dirinya memprediksi rupiah bisa menguat di angka Rp 13.930 - Rp. 14.160 per dollar AS pada perdagangan esok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×