kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penguatan harga batubara masih terjaga


Rabu, 14 Desember 2016 / 07:01 WIB
Penguatan harga batubara masih terjaga


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga batubara kembali menembus US$ 80 setelah pekan lalu sempat menyentuh US$ 77,45 per metrik ton. Harga terangkat data kenaikan impor batubara China serta harapan kenaikan permintaan dari Asia.

Senin (12/12) lalu, harga batubara kontrak pengiriman Januari 2017 di ICE Futures Europe menguat 2,2% dibanding sehari sebelumnya jadi US$ 81,5 per metrik ton. Alhasil, bila dihitung sepekan terakhir, harga cuma turun 0,8%.

Deddy Yusuf Siregar, analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan, harga batubara kembali ke atas US$ 80 per metrik ton setelah impor batubara China bulan November menunjukkan kenaikan.

Bea cukai China pekan lalu merilis impor batubara mencapai 26,97 juta ton, naik dua kali lipat dari November 2015. Angka tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Desember 2014.

"Harga gas alam yang cukup tinggi juga membuat pengelola pembangkit listrik beralih menggunakan bahan bakar batubara," kata Deddy.

Tetapi dalam jangka panjang, batubara masih menghadapi banyak tantangan. Misal, China secara bertahap akan mengurangi impor batubara, seiring meningkatnya produksi batubara dalam negeri.

Sementara, International Energy Agency (IEA) memperkirakan, permintaan batubara secara global bakal stagnan hingga 2021. Penurunan permintaan akan terjadi di Eropa dan Amerika Utara.

Di bawah pemerintahan Donald Trump, IEA memprediksi permintaan batubara AS akan turun 100 juta ton menjadi 458 juta ton hingga tahun 2021. Tetapi, penurunan tersebut akan diimbangi besarnya permintaan batubara dari Asia. Penggunaan batubara akan bergeser ke wilayah timur, terutama di India, Vietnam dan Indonesia.

"Kebutuhan di Asia yang masih tinggi dapat menahan kejatuhan harga batubara," ujar Deddy.

Dus, ia memperkirakan harga batubara bisa menguat hingga senilai US$ 95-US$ 100 per metrik ton di kuartal I-2017.

Jangka pendek

Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures, mengatakan, isu lingkungan akan terus membayangi batubara. Isu ini pula yang menggerus harga sepanjang tahun 2012-2015.

"Penguatan harga batubara tahun ini juga terjadi akibat kebijakan China yang menurunkan produksi. Kenaikan harga batubara hanya akan terjadi dalam jangka pendek," ujar Wahyu.

Tahun depan, tren kenaikan harga minyak masih bisa menopang laju harga komoditas, termasuk batubara. Tetapi penguatan harga minyak sulit bertahan lama, kecuali OPEC terus membatasi produksi.

Dalam jangka pendek, Deddy melihat koreksi teknikal mengintai batubara. Secara teknikal, harga batubara bergerak di atas moving average (MA) 50 dan MA100. MACD cenderung melemah. RSI turun di level 43 dan stochastic melemah di area 27.

Hari ini, Deddy memprediksi harga batubara melemah dan bergerak di kisaran US$ 79,7-US$ 82,9 per ton. Sepekan ke depan harga bergerak antara US$ 78-US$ 85 per ton. Sedang menurut hitungan Wahyu, harga batubara hari ini bisa menguat dan bergerak antara US$ 79,40-US$ 83,5 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×