kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pengamat: Waskita Karya (WSKT) perlu lakukan diversifikasi produk dan pasar


Selasa, 09 November 2021 / 08:10 WIB
Pengamat: Waskita Karya (WSKT) perlu lakukan diversifikasi produk dan pasar


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi menyehatkan kinerja keuangan serta mengurangi beban utang, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) diproyeksi akan terus malakukan divestasi jalan tol. Diketahui, emiten plat merah ini pun berencana untuk melepas aset jalan tol hingga tahun 2025 mendatang.

Pengamat BUMN dari FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan, jika melihat kondisi Waskita Karya saat ini, asset recycling berupa divestasi jalan tol memang mendesak untuk dilakukan. Kendati begitu, Toto memberikan sejumlah catatan agar kondisi bisnis dan keuangan WSKT bisa pulih secara berkelanjutan.

Dalam hal ini, Toto merunut bahwa dalam kurun 7 tahun - 8 tahun belakangan, WSKT tidak lagi hanya sebagai kontraktor, melainkan telah bertransformasi menjadi perusahaan investasi. Dengan konsep ini, WSKT melakukan langkah agresif melakukan banyak investasi dalam pembangunan jalan tol.

"Tujuannya supaya setelah selesai pembangunan ruas jalan tol,maka bisa dilakukan divestasi. Margin dari model bisnis ini dianggap lebih tinggi dibandingkan WSKT hanya sekedar menjadi kontraktor saja," kata Toto saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/11).

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) divestasi seluruh aset tol pada 2025

Masalahnya, proses divestasi ini tak berjalan mulus. Khususnya lantaran kondisi ekonomi dan bisnis juga ikut ambruk dilanda pandemi. Akibatnya, investor relatif tak agresif untuk menyerap divestasi aset jalan tol.

Di sisi lain, sebagian besar belanja modal atau investasi untuk membangun jalan tol dibiayai dengan instrumen utang, yang mana bunga serta pokok jatuh tempo harus dibayar. Dari segi bisnis, kinerja WSKT pun ikut terdampak pandemi.

"Maka semakin berat saja pengelolaan keuangan di korporasi ini. Revenue bisa turun sampai dengan 80%, sementara penurunan delta biaya tidak bisa sebesar itu (terdampak pandemi). Jadi divestasi adalah langkah prioritas yang harus dikerjakan supaya bisa mengurangi tekanan keuangan di WSKT," jelas Toto.

Dalam divestasi jalan tol ini, Toto berharap agar Lembaga Pengelola Investasi (LPI)/Indonesia Investment Authority (INA) bisa menunjukkan perannya. Di sisi lain, Toto menekankan bahwa ke depan WSKT perlu memiliki struktur financing yang lebih seimbang, yang mana unsur equity bisa lebih diperbesar.

"Rencana LPI masuk sebagai investor di sektor infrastruktur patut disambut dengan baik," kata Toto.

 

Selain itu, WSKT juga dinilai mesti bisa melakukan diversifikasi produk dan pasar, supaya lebih tahan (resilience) menghadapi berbagai tantangan. Diversifikasi yang dimaksud bisa dalam bentuk produk untuk memperluas kompetensi perusahaan di luar jasa konstruksi, seperti mulai fokus di bisnis Engineering Procurement Construction (EPC).

"Sementara diversifikasi market untuk melepaskan ketergantungan pada pasar pemerintah/BUMN/atau afiliasinya, sehingga bisnis mereka bisa lebih terjamin going concern-nya," ujar Toto.

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, pelepasan seluruh aset itu lantaran pembangunan tol menimbulkan beban utang yang besar bagi Waskita.

Dia bilang bahwa Waskita terbebani pinjaman investasi jalan tol sehingga, ruas tol harus dilepas untuk mengembalikan pinjaman tersebut. "Utang yang ditimbulkan oleh investasi jalan tol ini setidaknya mencapai Rp 53 triliun-Rp 54 triliun," ujar Destiawan dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/11).

Rencana divestasi WSKT telah dicanangkan sampai dengan 2022. Hanya saja, tertunda akibat adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan jadwal divestasi mundur hingga 2025. Di sisi lain, periode yang panjang ini sejalan dengan proses pekerjaan pembangunan tol yang masih berjalan.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) optimistis capai kinerja positif di 2023

"Jika ruas tolnya sudah selesai akan terlihat trafiknya, sehingga ini akan lebih memudahkan dalam proses negosiasi," ujar dia.

Hingga September 2021, WSKT telah melepas empat ruas tol dan mendapatkan Rp 6,8 triliun dari proses tersebut. Dari proses divestasi ini, Destiawan menyebut perusahaan juga mengkonsolidasi konsolidasi utang senilai Rp 6 triliun, sedangkan sisanya merupakan margin usaha.

Adapun WSKT memiliki delapan stream penyehatan Keuangan Waskita, terdiri dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dan rights issue, dukungan pemerintah, Master Restructuring Agreement (MRA), restrukturisasi utang anak usaha, asset recycling atau divestasi jalan tol, penyelesaian konstruksi jalan tol, transformasi bisnis, serta implementasi GCG dan manajemen risiko.

Selanjutnya: Aset investasi industri asuransi jiwa tumbuh 10,8% per September 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×