Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selain itu, WSKT juga dinilai mesti bisa melakukan diversifikasi produk dan pasar, supaya lebih tahan (resilience) menghadapi berbagai tantangan. Diversifikasi yang dimaksud bisa dalam bentuk produk untuk memperluas kompetensi perusahaan di luar jasa konstruksi, seperti mulai fokus di bisnis Engineering Procurement Construction (EPC).
"Sementara diversifikasi market untuk melepaskan ketergantungan pada pasar pemerintah/BUMN/atau afiliasinya, sehingga bisnis mereka bisa lebih terjamin going concern-nya," ujar Toto.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, pelepasan seluruh aset itu lantaran pembangunan tol menimbulkan beban utang yang besar bagi Waskita.
Dia bilang bahwa Waskita terbebani pinjaman investasi jalan tol sehingga, ruas tol harus dilepas untuk mengembalikan pinjaman tersebut. "Utang yang ditimbulkan oleh investasi jalan tol ini setidaknya mencapai Rp 53 triliun-Rp 54 triliun," ujar Destiawan dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/11).
Rencana divestasi WSKT telah dicanangkan sampai dengan 2022. Hanya saja, tertunda akibat adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan jadwal divestasi mundur hingga 2025. Di sisi lain, periode yang panjang ini sejalan dengan proses pekerjaan pembangunan tol yang masih berjalan.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) optimistis capai kinerja positif di 2023
"Jika ruas tolnya sudah selesai akan terlihat trafiknya, sehingga ini akan lebih memudahkan dalam proses negosiasi," ujar dia.
Hingga September 2021, WSKT telah melepas empat ruas tol dan mendapatkan Rp 6,8 triliun dari proses tersebut. Dari proses divestasi ini, Destiawan menyebut perusahaan juga mengkonsolidasi konsolidasi utang senilai Rp 6 triliun, sedangkan sisanya merupakan margin usaha.
Adapun WSKT memiliki delapan stream penyehatan Keuangan Waskita, terdiri dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dan rights issue, dukungan pemerintah, Master Restructuring Agreement (MRA), restrukturisasi utang anak usaha, asset recycling atau divestasi jalan tol, penyelesaian konstruksi jalan tol, transformasi bisnis, serta implementasi GCG dan manajemen risiko.
Selanjutnya: Aset investasi industri asuransi jiwa tumbuh 10,8% per September 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News