kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pengamat UGM: Penutupan kode broker akan membuat pasar modal jadi lebih sehat


Jumat, 03 Desember 2021 / 13:16 WIB
Pengamat UGM: Penutupan kode broker akan membuat pasar modal jadi lebih sehat
ILUSTRASI. Pialang memonitor layar perdagangan saham di Jakarta,


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan penutupan kode broker selama jam perdagangan mulai Senin (6/12) mendatang. Hal ini dinilai bakal berdampak positif bagi pasar saham.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, John Eddy Junarsin menilai, kebijakan ini sangat baik bagi bursa maupun bagi investor dengan kondisi pasar modal saat ini.

Penutupan kode broker pada saat perdagangan berlangsung akan berdampak pada investor yang akan mengurangi perilaku ikut-ikutan atau herding behavior.

Baca Juga: BEI: Penutupan kode broker tak mengurangi transparansi pasar modal

“Sehingga membuat harga saham menjadi wajar. Dengan demikian pasar modal akan menjadi sehat dan efisien,” ujar Eddy, Jumat (3/12).

Menurut Eddy, kondisi pasar modal kini cukup rentan terhadap dominasi volume perdagangan dari broker-broker besar. Hal ini berpotensi  memunculkan perilaku herding behavior atau perilaku ikut-ikutan investor ritel dalam menentukan keputusan investasinya.

Dengan adanya kebijakan penutupan kode broker, lanjut dia, maka akan mengurangi risiko investor ritel terjebak ke dalam permainan harga saham.

“Dengan kondisi pasar modal kita yang masih tipis, market cap masih sekitar Rp7.000 triliun, ada peluang bagi pemain tertentu untuk mendominasi trading volume. Tentu kebijakan ini akan baik jika diterapkan dalam waktu dekat,” ucap Eddy.

Lebih lanjut, Eddy berpesan kepada investor ritel untuk meningkatkan pengetahuan dan jam terbang dalam berinvestasi di pasar modal, serta mengandalkan analisis secara menyeluruh sebelum membeli saham di perusahaan tertentu.

Diharapkan, investor dapat lebih berpedoman pada fundamental dan wajar dalam mengambil keputusan investasi.

Paling tidak dengan kebijakan penutupan kode broker, investor akan mengeluarkan teknik-teknik terbaiknya daripada mengandalkan pola broker. Dus, pasar modal lebih sehat dan baik untuk masa depan.

Baca Juga: BEI bakal tutup informasi kode broker, berikut efeknya menurut analis

Sementara itu, Praktisi Pasar Modal sekaligus CEO Emtrade Ellen May mengungkapkan, dirinya tidak mempermasalahkan kebijakan penutupan kode broker.

Menurut Ellen, investor tidak perlu khawatir terhadap kebijakan tersebut, sehingga dapat fokus terhadap analisis teknikal dan fundamental dalam keputusan investasinya.

“Tergantung kebiasaannya dari investor, kalau kebiasaan melihat kode broker akan terpengaruh. Namun, kalau yang fokusnya ke analisis teknikal dan fundamental tidak terpengaruh,” kata Ellen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×