kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI bakal tutup informasi kode broker, berikut efeknya menurut analis


Senin, 29 November 2021 / 06:36 WIB
BEI bakal tutup informasi kode broker, berikut efeknya menurut analis
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan ketentuan baru dalam perdagangan saham berupa penutupan informasi kode broker selama jam perdagangan berlangsung mulai 6 Desember 2021. Selang enam bulan setelahnya, BEI juga akan menutup informasi domisili investor (luar negeri maupun domestik).

Hal ini dilakukan untuk mengurangi herding behavior dan front running di pasar saham. Sebagai informasi, herding behavior merupakan aksi ikut-ikutan atas keputusan investor lainnya, baik dengan sebab irasional (panik atau euforia) maupun rasional.

Sementara front running dapat diartikan sebagai aksi “curi start” dengan cara mengeksploitasi informasi terkait transaksi yang akan terjadi demi keuntungan pribadi.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, langkah BEI untuk menutup informasi kode broker berpotensi menurunkan nilai transaksi pada masa awal penerapan. Pasalnya, pelaku pasar perlu beradaptasi terlebih dahulu dengan perubahan ini.

Namun, seiring berjalannya waktu, aktivitas perdagangan saham di pasar akan kembali seperti biasa. "Saya yakin ini cuma masalah adaptasi aja karena sebagian pelaku pasar mungkin merasa kehilangan salah satu sumber data, namun kebutuhan untuk mencari profit akan selalu membuat mereka belajar lebih banyak lagi untuk bisa beradaptasi dengan pasar," kata William saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (28/11).

Baca Juga: Penutupan Kode Broker Diklaim untuk Lindungi Investor

Sementara itu, terkait dengan herding behavior, William melihat bahwa selama ini pelaku pasar tetap menilai sendiri apakah semua broker layak diikuti atau tetap menggunakan metode masing-masing saja tanpa ikut-ikutan.

Menurut dia, antara informasi  kode broker dengan influencer saham, herding behavior justru lebih disebabkan oleh influencer saham.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menambahkan, penutupan informasi kode broker bakal sedikit banyak berdampak pada sebagian pelaku pasar.

"Selama ini, kode broker sangat dibutuhkan pengguna analisis di luar teknikal dan fundamental atau sering disebut analisis bandarmologi untuk menganalisis saham," ucap Sukarno.

Di samping menutup informasi kode broker dan domisili investor, BEI juga akan melakukan penyesuaian mekanisme pre-opening maupun pre-closing, serta memperpanjang jam perdagangan di pasar negosiasi.




TERBARU

[X]
×