kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan obligasi korporasi di kuartal I 2020 tertahan pandemi corona


Minggu, 12 April 2020 / 21:10 WIB
Penerbitan obligasi korporasi di kuartal I 2020 tertahan pandemi corona
ILUSTRASI. PHEI mencatat di kuartal I-2020 jumlah emisi obligasi korporasi sebesar Rp 19,92 triliun.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi melesu karena terpengaruh pandemi corona. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) mencatat di kuartal I-2020 jumlah emisi obligasi korporasi sebesar Rp 19,92 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal I-2019 yang sebesar Rp 21,59 triliun. 

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana  juga mencatat di tiga bulan pertama tahun ini jumlah emiten yang menerbitkan obligasi korporasi sebanyak 17 emiten. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 24 emiten. Fikri mencatat nilai penerbitan obligasi korporasi di kuartal I-2020 mencapai Rp 20,2 triliun menurun dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 25,55 triliun. 

"Korporasi cenderung wait and see menerbitkan obligasi seiring pandemi korona yang membuat yield naik, rupiah melemah dan risiko cashflow perusahaan jadi meningkat," kata Fikri, Jumat (10/4). 

Baca Juga: Ada potensi kenaikan yield pada lelang SUN, Selasa (14/4)

Sikap wait and see korporasi, Fikri proyeksikan akan berlanjut di kuartal II-2020. Senada, Roby Rushandie Analis PHEI memproyeksikan penerbitan obligasi korporasi di kuartal II-2020 masih akan tertahan karena aksi korporasi yang menunda penerbitan obligasinya bahkan bisa sampai kuartal IV-2020. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan melambat ke 2,3% bahkan minus 0,4% menjadi salah satu faktor yang membuat korporasi cenderung menunda penerbitan obligasinya. "Semua sektor ekonomi akan tertahan begitu juga konsumsi akan turun signifikan," kata Roby, Jumat (10/4). 

Meski begitu, penerbitan obligasi korporasi dengan tujuan refinancing masih akan meramaikan penawaran di pasar obligasi korporasi. Roby melihat sektor keuanganlah yang akan banyak melakukan refinancing. Fikri menambahkan, jumlah utang jatuh tempo yang masih cukup besar akan mendorong penerbitan obligasi korporasi ke depan. 

Baca Juga: Analis: Penguatan rupiah tidak terlepas dari sentimen eksternal yang menguntungkan

Di tengah tren kenaikan yield, Roby memproyeksikan kupon obligasi korporasi yang akan terbit dalam waktu dekat ini juga cenderung akan naik. Kamis (9/4), yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun berada di  7,97%. Meski kupon yang ditawarkan akan cenderung tinggi, Roby mengatakan obligasi korporasi akan langsung diserap investor. Menurut dia, investor akan selektif dalam membeli obligasi korporasi untuk mengukur tingkat risikonya. 

Bila dilihat, kinerja obligasi korporasi memang cenderung lebih tinggi dari obligasi pemerintah. Sejak awal tahun hingga Kamis (9/4), kinerja obligasi korporasi yang tercermin dalam IndoBex Corporate Total Return tercatat -0,48%. Sementara, kinerja obligasi pemerintah yang tercermin dari IndoBex Government Total Return tercatat -3,06% di periode yang sama. 

Baca Juga: Gara-gara virus corona, penerbitan obligasi korporasi di kuartal I-2020 hanya Rp 20 T

Berkaca pada kinerja tersebut, Fikri mengatakan prospek investasi di kedua instrumen tersebut masih menarik terlebih dari sisi harga yang cukup kompetitif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×