Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah mampu menguat cukup signifikan. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan, Kamis (9/4), rupiah menguat 2,27% ke level Rp 15.880 per dolar Amerika Serikat (AS).
Di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah hanya menguat tipis. Mata uang Garuda tersebut hanya menguat 0,02% ke level Rp 16.241 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyebutkan penguatan rupiah tidak terlepas dari sentimen eksternal yang menguntungkan rupiah. Faisyal melihat saat ini para pelaku pasar tengah bergairah dan kembali melirik aset berisiko imbas perpaduan berbagai faktor.
Baca Juga: BI perkirakan inflasi bulan April 2020 lebih rendah dan terkendali
“Mulai dari banyak negara yang tengah mengkaji untuk mencabut lockdown, AS yang masih akan jor-joran memberikan stimulus, hingga optimisme pasar jelang pertemuan OPEC+ yang diperkirakan akan mengurangi produksi,” ujar Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/4).
Perpaduan faktor tersebut yang dinilai Faisyal membuat indeks saham AS menguat dan pada akhirnya membuat rupiah menguat.
Sementara head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menuturkan kebijakan pemerintah Indonesia menerbitkan obligasi pandemi (pandemic bonds) mulai menunjukkan hasilnya. Asal tahu saja, Indonesia berhasil mengumpulkan US$ 4,3 miliar dalam penerbitan pandemic bonds.
“Hasil penerbitan pandemic bond mulai mengalir ke Indonesia. Sehingga ini memperkuat posisi rupiah terhadap dolar AS,” terang Fikri.
Baca Juga: Bank Indonesia minta perbankan tak ragu masuk ke term repo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News