Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Raden menilai, tren penerbitan obligasi akan terus ramai sepanjang 2026 nanti, terutama jika suku bunga acuan berlanjut mengalami penurunan.
Obligasi diyakini masih menjadi salah satu sumber pendanaan ideal bagi emiten lantaran struktur pendanaannya lebih fleksibel, tidak menimbulkan dilusi saham, serta tenor yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan emiten.
Terlepas dari itu, emiten penerbit obligasi tetap perlu mempertimbangkan kondisi arus kas, kemampuan pembayaran bunga, serta kejelasan penggunaan dana agar tidak membebani kesehatan keuangan secara jangka panjang.
Baca Juga: Penerbitan Obligasi Korporasi Ramai di Semester Kedua, Imbal Hasil Masih Menarik
Secara umum, Raden menganggap saham-saham emiten yang menerbitkan obligasi dalam waktu dekat cukup menarik bagi investor.
Pihak investor pun dapat memilih investasi baik pada saham emiten penerbit obligasi maupun berinvestasi ke obligasinya secara langsung dengan mempertimbangkan kondisi fundamental, peringkat kredit, dan tujuan penggunaan dana.
"Kalau poin-poin tersebut sudah jelas semua, berikutnya investor bisa menimbang nilai kupon dan tenornya," tandas dia.
Sementara itu, Nafan menyarankan investor untuk akumulasi beli saham ENRG dengan target harga di level Rp 1.960 per saham.
Selanjutnya: Emas, Perak, Platinum Pecah Rekor, Efek Keteganngan Geopolitik
Menarik Dibaca: Kiat Mudah Menjaga Kesehatan Untuk Seorang Ibu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













