Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan suku bunga dinilai menguntungkan obligasi korporasi tenor panjang.
Berdasarkan data Trading Economics, yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun tercatat naik tipis ke level 6,49% pada 24 Juli 2025. Pergerakan ini turut mencerminkan sentimen pasar yang juga bisa memengaruhi arah obligasi korporasi ke depan.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede bilang, harga obligasi korporasi tenor panjang cenderung naik lebih signifikan dibandingkan tenor pendek ketika terjadi pemangkasan suku bunga.
“Namun, obligasi tenor panjang juga memiliki risiko lebih tinggi jika suku bunga berbalik naik,” katanya kepada Kontan, Kamis (24/7/2025).
Baca Juga: Obligasi Korporasi Ramai di Semester I-2025, Bagaimana Prospek Paruh Kedua Tahun Ini?
Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management, Domingus Sinarta Ginting juga mengatakan, ke depan, pergerakan obligasi tenor panjang masih dipengaruhi oleh kondisi geopolitik.
Dengan begitu, ia melihat obligasi korporasi tenor pendek masih menarik untuk dilirik. “Ini juga dipengaruhi dengan penurunan dari deposito di perbankan,” lanjut Domingus.
Josua melihat, investor yang lebih konservatif atau memiliki kebutuhan likuiditas tinggi cenderung memilih obligasi tenor pendek. Ini mengingat stabilitas dan risiko harga yang lebih rendah.
“Seperti institusi yang membutuhkan kepastian pendapatan rutin atau investor individu dengan toleransi risiko rendah,” imbuhnya.
Selanjutnya: Philips Luncurkan Future Health Index 2025, Soroti Potensi AI di Industri kesehatan
Menarik Dibaca: 100 Anak Muda ASEAN Siap Laksanakan Proyek Sosial Lintas Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News