Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek obligasi korporasi hingga akhir tahun ini diprediksi cerah. Terutama, seiring tren penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Dalam memilih obligasi korporasi, tenor menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan investor. Sebab, obligasi tenor pendek dan panjang memiliki karakteristik dan profil risiko yang berbeda pula.
Menurut Head of Investment Solution Mirae Asset Sekuritas Roger MM, tren pemangkasan suku bunga acuan menguntungkan bagi investor yang memilih obligasi dengan tenor menengah hingga panjang.
“Kalau investor ingin mencari capital gain lebih optimal, bisa ke bonds yang agak panjang, seperti dengan tenor 10 tahun–20 tahun,” katanya kepada Kontan di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Baca Juga: Obligasi Korporasi Ramai di Semester I-2025, Bagaimana Prospek Paruh Kedua Tahun Ini?
Sementara itu, obligasi dengan tenor pendek bisa dipilih investor yang ingin menikmati imbal hasil atau kupon obligasi.
“Bisa ambil tenor pendek dahulu, sambil menunggu sentimen positif saham untuk memperluas diversifikasi aset,” imbuh Roger.
Ia melihat obligasi korporasi di semester II-2025 masih akan menunjukkan kinerja positif. Roger memperkirakan, BI masih akan memangkas suku bunga sekali lagi di tahun ini.
Asal tahu saja, di pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 15–16 Juli 2025 lalu, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25%.
Tak hanya itu, suku bunga deposit facility pun ditetapkan lebih rendah ke level 4,50%, sedangkan suku bunga lending facility juga mengalami penurunan menjadi 6,00%.
Selanjutnya: Saham NICL Naik 16,28% pada Kamis (24/7), Nilai Transaksi Mencapai Rp 269,50 Miliar
Menarik Dibaca: Apa Sayuran yang Bisa Menurunkan Kadar Kolesterol Tinggi dengan Cepat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News