kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan emisi obligasi diyakini akan tetap ramai


Rabu, 17 Februari 2021 / 21:51 WIB
Penerbitan emisi obligasi diyakini akan tetap ramai
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kupon obligasi sejumlah emiten relatif lebih mahal, terlebih jika dibandingkan dengan tren penurunan suku bunga saat ini. Tingginya kupon juga tergantung dari rating lembaga pemeringkat terhadap emiten.

Rating menentukan kupon. Rating yang lebih positif memungkinkan emiten mendapat kupon obligasi lebih murah. Sebut saja, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang memiliki rating lebih positif dibanding emiten BUMN karya lainnya.

Emiten pelat merah tersebut membagi obligasi berkelanjutan I tahap II tahun 2021 ke dalam tiga seri, yakni seri A, B, dan C, dengan nilai pokok dan tenor yang bervariasi. Kupon seri A sebesar 8,50%. Kupon seri B dan C sebesar 9,10% dan 9,75%.

Baca Juga: Obligasi korporasi dinilai berpotensi beri return 8% pada tahun ini

Kupon tersebut lebih murah dibanding tahap pertama. Kupon seri A pada tahap ini sebesar 8,60%. Kemudian kupon seri B dan C masing-masing 9,25% dan 9,85%. 

Dalam kondisi rating yang seperti itu, menurut Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana, obligasi memang menjadi pilihan lantaran karakternya yang relatif aman dan pasti. Apalagi, rendahnya suku bunga turut mendorong kupon obligasi yang lebih rendah.

Di sisi lain, meski dalam kondisi tertentu ada risiko kupon yang lebih mahal, penerbitan obligasi diperkirakan tetap ramai tahun ini. "Karena setiap tahun selalu ada obligasi jatuh tempo yang umumnya akan digantikan dengan obligasi baru," ujar Wawan kepada KONTAN belum lama ini.

Baca Juga: Punya prospek positif, sekarang waktu yang tepat melirik obligasi korporasi?

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna merinci, ada 10 emisi Rp 10,5 triliun dalam pipeline per 16 Februari. "Outstanding obligasi korporasi mulai menunjukkan pertumbuhan pasca adanya penurunan yang disebabkan oleh pandemi," ujarnya.

Asal tahu saja, BEI mencatat hanya ada emisi obligasi sekitar Rp 77,69 triliun sepanjang tahun lalu. Nilai ini merosot 38,58% dibanding 2019, Rp 126,51 triliun.

Selanjutnya: Likuiditas pasar tinggi, ORI019 laris manis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×