kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas pasar tinggi, ORI019 laris manis


Rabu, 17 Februari 2021 / 19:44 WIB
Likuiditas pasar tinggi, ORI019 laris manis


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat masyarakat untuk membeli Obligasi Negara Ritel seri ORI019. Nyatanya, likuiditas di pasar masih tinggi dan penjualan ORI019 membeludak. 

Mengutip laman Investree, Rabu (17/2) penjualan ORI019 secara nasional mencapai Rp 25 triliun. Jumlah tersebut sangat jauh di atas target penjualan dari pemerintah yang juga sempat ditingkatkan di Rp 10 triliun. Sebagai perbandingan, penjualan ORI018 mencapai Rp 12,97 triliun. 

Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengaku terkejut melihat hasil pemesanan ORI019 yang tinggi di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 masih terjadi. "Ternyata saat pandemi masyarakat malah mengejar investasi di aset keuangan," kata Fikri, Rabu (17/2). 

Tingginya minat masyarakat pada ORI019 ini menunjukkan bahwa likuiditas di pasar keuangan masih tinggi. Fikri mengatakan likuiditas tinggi juga terlihat dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang memaparkan bahwa jumlah masyarakat yang memiliki tabungan di atas Rp 2 miliar meningkat. 

Baca Juga: Penjualan ORI019 tembus Rp 25 triliun, target penjualan midis terlampaui

Jumlah penjualan ORI019 yang tinggi ini memang patut diapresiasi. Jumlah investor ritel jadi semakin banyak dan literasi keuangan berhasil meluas. Pembangunan ekonomi di Indonesia ke depan juga berpotensi lebih baik dengan semakin meluasnya literasi keuangan di masyarakat. "Bagi pemerintah jika investor ritel semakin banyak jumlahnya maka risiko ekonomi ke depan akan berkurang," kata Fikri. 

Namun, saat pandemi masih menekan perekonomian, di satu sisi Fikri mengatakan larisnya penjualan ORI019 juga menunjukkan bahwa optimisme masyarakat pada pemulihan ekonomi di sektor riil belum terjadi. "Masyarakat tidak percaya bahwa pemulihan di sektor riil sudah terjadi, makanya mereka lebih merasa aman berinvestasi di produk keuangan pemerintah," kata Fikri. 

Nyatanya, pendapatan masyarakat saat ini juga masih cenderung tertekan. Saat kondisi ekonomi belum pulih, Fikri melihat masyarakat cenderung bersikap wait and see dan mengalokasikan dananya ke instrumen keuangan terlebih dahulu daripada ke sektor riil.

Baca Juga: Penjualan masih 9 hari, ORI019 sudah tembus target awal Rp 10 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×