kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Penegasan Sri Mulyani Soal Fiskal Hapuskan Kekhawatiran Investor, Rupiah Menguat


Senin, 24 Juni 2024 / 18:23 WIB
Penegasan Sri Mulyani Soal Fiskal Hapuskan Kekhawatiran Investor, Rupiah Menguat
ILUSTRASI. Petugas menghitung mata uang Rupiah dan Dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Kamis (30/5/2024). Pernyataan Sri Mulyani Hapuskan Kekhawatiran Kondisi Fiskal, Rupiah Menguat di Senin (24/6).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar Rupiah terangkat oleh pernyataan Sri Mulyani terkait kebijakan fiskal, Senin (24/6). Jawaban terhadap kekhawatiran fiskal Indonesia cukup menenangkan pasar valuta asing (Valas) dan Surat Berhaga Negara (SBN).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah menguat usai pernyataan dari Menko Perekonomian, Menteri Keuangan dan Tim Ekonomi Presiden Terpilih yang mengindikasikan bahwa defisit fiskal dalam RAPBN 2025 ditargetkan berkisar 2,29% hingga 2,82% terhadap PDB. 

Hal tersebut mengonfirmasi bahwa pemerintah akan mempertimbangkan kebijakan fiskal yang prudent atau bijaksana.

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto telah menyepakati dengan pemerintahan saat ini untuk mengalokasikan Rp 71 triliun atau sekitar US$ 4,3 miliar untuk program prioritas makan bergizi gratis makanan gratis bagi anak-anak sekolah. Sehingga, memastikan bahwa defisit fiskal tetap di bawah ambang batas 3% terhadap PDB.

Baca Juga: Kekhawatiran Kondisi Fiskal Mereda, Kurs Rupiah Menguat, Senin (24/6)

“Pernyataan tersebut cukup menenangkan pasar terutama pasar valas dan SBN yang cenderung khawatir terkait belanja pemerintah yang ekspansif pada pemerintahan berikutnya,” kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (24/6).

Alhasil, rupiah spot mengungguli penguatan mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan kenaikan sekitar 0,34% ke level Rp 16.394 per dolar AS di perdagangan Senin (24/6). Selain itu, yield SUN tenor 10 tahun juga tercatat turun 2bps ke level 7,12%.

Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga terpantau menguat terhadap dolar AS, Jumat (24/6). Mata uang garuda ditutup pada posisi Rp 16.431 per dolar AS atau menguat sekitar 0,16% daripada level penutupan akhir pekan lalu di Rp 16.458 per dolar AS.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat, rupiah mampu catat penguatan meski terjadi outflow cukup deras di pasar keuangan domestik. Seperti diketahui, keluarnya dana asing yang sampai saat ini tak kunjung mereda telah membebani rupiah.

Baca Juga: Ada Kepastian Kesinambungan Fiskal, Rupiah Menguat Usai Konferensi Pers RAPBN 2025

“Kebutuhan dolar yang sangat tinggi untuk pemenuhan bahan baku impor menjadi faktor penyebabnya. Dan juga tingginya permintaan dolar untuk korporat dalam repatriasi deviden dan pembayaran hutang,” ujar Nanang kepada Kontan.co.id, Senin (24/6).

Di samping itu, dolar AS terus kuat seiring ketidakstabilan global mengenai suku bunga acuan The Fed dan ketegangan politik global. Namun demikian, rupiah akhir-akhir ini bisa keluar dari zona pelemahan ditenggarai atas penjelasan dari Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan Tim Ekonomi Presiden terpilih tentang kondisi fundamental ekonomi RI.

“Sri Mulyani menilai, perekonomian RI masih cukup resilien di tengah tantangan global. Namun, di tengah turbulensi global, Indonesia dituntut untuk mempertahankan kebijakan fiskal yang baik agar tidak menjadi sumber ketidakpastian,” imbuh Nanang.

Menurut Nanang, rupiah masih berpotensi lanjutkan penguatan di tengah indeks dolar cenderung melemah jelang rilisan data PDB dan PCE core Index AS yang dijadwalkan rilis pekan ini. Prospek perlambatan laju pertumbuhan ekonomi Amerika dan inflasi bisa pengaruhi langkah pengetatan Fed yang sampai saat ini masih kuat.

Baca Juga: Asing Tinggalkan Pasar Indonesia, Begini Respons Gubernur BI

“Bila kondisi ekonomi Amerika makin melambat dari variabel ekonomi utama bisa goyah, maka suku bunga akan dikurangi,” tuturnya.

Josua turut melihat rupiah masih akan dalam tren penguatan. Dalam jangka pendek, sentimen kondisi fiskal Indonesia ini diperkirakan akan mendukung pergerakan Rupiah dan pasar domestik.

Josua memperkirakan, nilai tukar Rupiah bergerak di kisaran Rp 16.325 - Rp 16.425 per dolar AS pada perdagangan besok Selasa (25/6). Sedangkan, Nanang memperkirakan Rupiah esok akan menguat di kisaran Rp16.335 per dolar AS - Rp 16.450 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×