kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pendar emas bisa kembali meredup


Kamis, 18 Agustus 2016 / 17:04 WIB
Pendar emas bisa kembali meredup


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pernyataan The Fed menjadi faktor penjaga tren kenaikan laju emas. Namun kilau emas dapat kembali luntur mengingat potensi kenaikan suku bunga The Fed akhir tahun masih terbuka.

Mengutip Bloomberg, Kamis (18/8) pukul 16.00 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange terangkat 0,52% di level US$ 1.355,8 per ons troi dibanding hari sebelumnya.

Vidi Yuliansyah, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas melanjutkan penguatan hari sebelumnya setelah catatan rapat The Fed bulan Juli yang dirilis Kamis dini hari (18/8) memberi sinyal kecilnya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Pernyataan The Fed mengarah pada pertemuan selanjutnya yakni di bulan September.

Meski demikian The Fed belum menutup kemungkinan kenaikan suku bunga satu kali tahu ini yakni di bulan Desember. Potensi kenaikan suku bunga The Fed akan tergantung dari data - data ekonomi Amerika Serikat (AS) serta kondisi ekonomi global.

"Penguatan harga emas hanya bersifat sementara karena The Fed hanya menunda kenaikan suku bunga di bulan September," tutur Vidi.

Sejak awal tahun, pergerakan emas sebagian besar masih didominasi oleh isu kenaikan suku bunga The Fed. Tingkat suku bunga yang tinggi sudah pasti tidak menguntungkan emas sebagai aset non bunga.

Di luar save haven, Vidi tidak melihat faktor lain yang dapat mendukung tren kenaikan harga emas. Terbukti, emas masih cukup positif meski angka inflasi di beberapa negara ekonomi maju terlihat lemah.

Meski sempat tertekan oleh turunnya permintaan emas untuk perhiasan, logam mulia ini mampu kembali bangkit. "Hanya ada dua faktor yang memicu volatilitas harga emas, yakni suku bunga The Fed dan gejolak pasar global," ujarnya.

Turunnya potensi kenaikan suku bunga The Fed menjaga pergerakan emas di saat permintaan relatif stabil akibat perlambatan ekonomi di berbagai negara, terutama China sebagai konsumen emas terbesar di dunia.

Apalagi jika ada tambahan suplai dari sisi produsen. Seperti produsen emas Gold Fields Ltd. yang berencana menaikkan perkiraan produksi tahun 2016 menjadi 2,1 - 2,15 juta ons dari perkiraan sebelumnya di angka 2,05 - 2,1 juta ons.

Ke depan, tren harga emas tentu akan melihat bagaimana proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menjadi kunci kenaikan suku bunga The Fed.

Data paling dekat yakni klaim pengangguran AS pekan lalu dengan prediksi naik menjadi 269.000 dari sebelumnya 266.000 serta data indeks manufaktur dari The Fed Philadelphia yang diperkirakan naik menjadi 1,4 dari sebelumnya minus 2,9. "Selama data AS menunjukkan angka bagus, kemungkinan kenaikan suku bunga masih ada," lanjut Vidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×