Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
Meski sempat tertekan oleh turunnya permintaan emas untuk perhiasan, logam mulia ini mampu kembali bangkit. "Hanya ada dua faktor yang memicu volatilitas harga emas, yakni suku bunga The Fed dan gejolak pasar global," ujarnya.
Turunnya potensi kenaikan suku bunga The Fed menjaga pergerakan emas di saat permintaan relatif stabil akibat perlambatan ekonomi di berbagai negara, terutama China sebagai konsumen emas terbesar di dunia.
Apalagi jika ada tambahan suplai dari sisi produsen. Seperti produsen emas Gold Fields Ltd. yang berencana menaikkan perkiraan produksi tahun 2016 menjadi 2,1 - 2,15 juta ons dari perkiraan sebelumnya di angka 2,05 - 2,1 juta ons.
Ke depan, tren harga emas tentu akan melihat bagaimana proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menjadi kunci kenaikan suku bunga The Fed.
Data paling dekat yakni klaim pengangguran AS pekan lalu dengan prediksi naik menjadi 269.000 dari sebelumnya 266.000 serta data indeks manufaktur dari The Fed Philadelphia yang diperkirakan naik menjadi 1,4 dari sebelumnya minus 2,9. "Selama data AS menunjukkan angka bagus, kemungkinan kenaikan suku bunga masih ada," lanjut Vidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News