Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tampaknya masih menunjukkan kinerja yang prima di separuh pertama 2019. Berdasarkan laporan keuangan WIKA yang dirilis Rabu (31/7), WIKA mencatatkan laba bersih Rp 890,88 miliar pada semester I tahun 2019. Laba bersih ini naik 72,23% jika dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu Rp 517,25 miliar.
Laba WIKA melonjak meski pendapatan emiten pelat merah ini turun 12,43% menjadi Rp 11,36 triliun pada semester pertama tahun ini dari sebelumnya Rp 12,98 triliun. Penurunan pendapatan ini terjadi pada segmen infrastruktur dan gedung serta segmen energi dan industrial plant.
Baca Juga: Analis: Kinerja Wika Beton (WTON) ditopang kebijakan infrastruktur pemerintah
Pendapatan segmen infrastruktur dan gedung turun 14,66% menjadi Rp 7,31 triliun. Sedangkan pendapatan energi dan industrial plant turun 24,67% menjadi Rp 1,87 triliun.
Di sisi lain, WIKA mencatat kenaikan pendapatan precast sebesar 2,79% menjadi Rp 1,63 triliun dan pendapatan realty dan properti naik 60% menjadi Rp 556,07 miliar.
Baca Juga: Wika Gedung (WEGE) mengincar proyek andalan milik Jakpro di Semester II
Penopang laba WIKA pada semester pertama adalah laba entitas ventura bersama yang naik 110% menjadi Rp 319,23 miliar serta pendapatan lain-lain bersih yang naik 381% menjadi Rp 724,58 miliar.
Alhasil, WIKA mencatat margin laba bersih 7,84%. Margin laba bersih WIKA ini naik dari sebelumnya 3,99%.
“Kami ingin menjadi perusahaan engineering, procurement and construction (EPC) dan investasi terdepan yang berfokus pada kualitas sehingga semua pengerjaan harus dimulai dengan proses perencanaan yang baik dan terukur,” jelas Direktur Utama WIKA Tumiyana dalam siaran pers hari ini.
Baca Juga: Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dongkrak penjualan Wijaya Karya Beton (WTON)
WIKA menerapkan strategi backward-forward terintegrasi yang dilakukan pada tujuh portofolio bisnis berimbas pada meningkatnya supply chain, efisiensi biaya produksi, dan mendorong perkembangan bisnis yang berkelanjutan.
Tumiyana yakin bahwa WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar karena masih memiliki cukup ruang untuk meningkatkan kekuatan permodalan. “Saat ini, net gearing ratio dan gross gearing ratio masing-masing tercatat masih di angka 0,74 dan 1,05,” ungkap dia.
Baca Juga: Semester I 2019, Wijaya Karya Bangunan (WEGE) baru serap capex Rp 23 miliar
Sepanjang semester pertama lalu, perolehan kontrak baru WIKA mencapai Rp 15,23 triliun. Segmen infrastruktur dan gedung berkontribusi sebesar 39,27%.
Sepanjang 2019, WIKA berhasil meneken deretan kontrak baru, baik di dalam maupun luar negeri. Kontrak baru WIKA di tahun 2019 di antaranya pembangunan jalan tol Serpong–Balaraja di Banten, relokasi pipa Pertamina di Jawa Barat, Hotel Domestik Terminal 3 Bandara Soekarno–Hatta hingga deretan proyek-proyek luar negeri seperti di Malaysia, Aljazair dan Taiwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News