Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Alhasil, WIKA mencatat margin laba bersih 7,84%. Margin laba bersih WIKA ini naik dari sebelumnya 3,99%.
“Kami ingin menjadi perusahaan engineering, procurement and construction (EPC) dan investasi terdepan yang berfokus pada kualitas sehingga semua pengerjaan harus dimulai dengan proses perencanaan yang baik dan terukur,” jelas Direktur Utama WIKA Tumiyana dalam siaran pers hari ini.
Baca Juga: Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dongkrak penjualan Wijaya Karya Beton (WTON)
WIKA menerapkan strategi backward-forward terintegrasi yang dilakukan pada tujuh portofolio bisnis berimbas pada meningkatnya supply chain, efisiensi biaya produksi, dan mendorong perkembangan bisnis yang berkelanjutan.
Tumiyana yakin bahwa WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar karena masih memiliki cukup ruang untuk meningkatkan kekuatan permodalan. “Saat ini, net gearing ratio dan gross gearing ratio masing-masing tercatat masih di angka 0,74 dan 1,05,” ungkap dia.
Baca Juga: Semester I 2019, Wijaya Karya Bangunan (WEGE) baru serap capex Rp 23 miliar
Sepanjang semester pertama lalu, perolehan kontrak baru WIKA mencapai Rp 15,23 triliun. Segmen infrastruktur dan gedung berkontribusi sebesar 39,27%.
Sepanjang 2019, WIKA berhasil meneken deretan kontrak baru, baik di dalam maupun luar negeri. Kontrak baru WIKA di tahun 2019 di antaranya pembangunan jalan tol Serpong–Balaraja di Banten, relokasi pipa Pertamina di Jawa Barat, Hotel Domestik Terminal 3 Bandara Soekarno–Hatta hingga deretan proyek-proyek luar negeri seperti di Malaysia, Aljazair dan Taiwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News