Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) meraup pendapatan sebesar Rp 1,40 triliun di kuartal I 2023. Pendapatan SGRO ini naik 14,28% dari kuartal I 2022 yang sebesar Rp 1,25 triliun.
Namun, laba SGRO hanya sebesar Rp 71,2 miliar di kuartal I 2023, turun 250% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 249,2 miliar.
Hal itu salah satunya disebabkan meningkatnya beban pokok penjualan dan pendapatan SGRO menjadi Rp 1,16 triliun di kuartal I 2023.
Pada kuartal I 2022, beban pokok penjualan dan pendapatan SGRO hanya Rp 806,5 miliar. Artinya, beban pokok penjualan dan pendapatn SGRO di kuartal I 2023 naik 30,4%.
Sementara, laba bruto SGRO di kuartal I 2023 juga turun ke Rp 240,03 miliar. Pada kuartal I 2022, laba bruto SGRO sebesar Rp 452,37 miliar.
Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Stefanus Darmagiri mengatakan, harga jual CPO yang dipengaruhi mekanisme pasar dan fluktuatif harga memiliki dampak terhadap kinerja SGRO.
Menurut Stefanus, fluktuasi harga CPO yang terjadi sejak semester II 2022 hingga kuartal I 2023 menyebabkan harga rata-rata (average selling price/ASP) minyak kelapa sawit jadi turun.
“Hal itu pun membuat laba SGRO turun di kuartal I 2023,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/5).
Baca Juga: Pasar Masih Lesu Emiten CPO Kembali Hadapi Tantangan Kebijakan DMO Terbaru
Stefanus mengatakan, strategi usaha yang dilakukan oleh SGRO di tahun 2023 adalah tetap fokus pada program intensifikasi guna meningkatkan produktivitas tanaman sawit
Langkah intensifikasi itu di antaranya adalah mekanisasi, water management system, dan perbaikan infrastruktur serta digitalisasi data aset perkebunan.
“Di samping itu, kami juga tetap fokus guna memperkuat neraca keuangan Perseroan,” katanya.
Walaupun demikian, Stefanus menuturkan, pihaknya melihat prospek bisnis CPO di tahun 2023 masih akan ditopang oleh implementasi B35 Indonesia yang telah dimulai pada bulan Februari 2023.
“Kebijakan B35 diharapkan dapat meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit di Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Harga CPO Masih Lemah, Sampoerna Agro Kejar Pertumbuhan Produksi TBS di Atas 5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News