kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Pelita Samudera (PSSI) turun 9% di tahun lalu


Senin, 26 April 2021 / 06:30 WIB
Pendapatan Pelita Samudera (PSSI) turun 9% di tahun lalu


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) berfokus pada diversifikasi komoditas angkut multi kargo untuk merambah pangsa pasar potensial termasuk pasar internasional pada tahun 2020. Pandemi coorna turut menyebabkan kinerja ekspor lesu sehingga pendapatan emiten ini pun turun.

Sepanjang tahun lalu, PSSI berhasil membukukan total pendapatan telah diaudit per 31 Desember 2020 sebesar US$ 68,4 juta. Pendapatan ini turun 9% dari periode yang sama di 2019 sebesar US$ 75,3 juta.

Penurunan pendapatan ini terjadi meski tarif angkutan rata-rata naik sebesar 10% menjadi US$ 2,74 per metrik ton dari US$ 2,49 per metrik ton di 2019. Sedangkan volume pengangkutan PSSI mencapai 24,9 juta metrik ton.

Direktur Utama PSSI Iriawan Ibarat mengatakan, strategi PSSI adalah mengoptimalkan utilisasi aset yang dimiliki di tengah melesunya pasar ekspor dan domestik akibat situasi pandemi Covid-19 yang menekan industri global, terutama jatuhnya permintaan komoditas batubara.

Baca Juga: Pelita Samudera Shipping (PSSI) siapkan cepx US$ 21 juta, untuk apa saja?

Iriawan menekankan pendapatan sewa berjangka meningkat signifikan sebesar 35% menjadi US$13,3 juta dari US$9,9 juta di 2019, mengalami peningkatan di semua segmen bisnis, floating loading facility (FLF), kapal tunda dan tongkang (TNB) dan kapal curah besar (MV).

Beban pokok pendapatan sedikit mengalami penurunan menjadi US$ 55,9 juta dari US$ 56,2 juta di 2019. Kontribusi terbesar berasal dari peningkatan biaya depresiasi kapal namun diimbangi dengan penurunan biaya bahan bakar.

Iriawan mengatakan, di tengah penurunan pasar batubara, Pelita Samudera banyak melakukan perbaikan dan pemeliharaan kapal atau docking di semester pertama sehingga dapat mengejar kebutuhan volume pengangkutan di semester kedua. 

"Pelita Samudera mencatat margin laba kotor sebesar 18% atau US$ 12,5 juta. Margin EBITDA berhasil dicapai di 35% atau sebesar US$24,3 juta, menunjukkan cash cost yang cukup stabil dari 2019 margin di 40% atau EBITDA sebesar US$ 29,9 juta," ungkap Iriawan dalam siaran pers, Minggu (25/4).

Baca Juga: Sepanjang 2020, Pelita Samudera Shipping (PSSI) kantongi pendapatan US$ 68,4 juta

PSSI mencatat utilisasi penuh dan ekspansi multi kargo armada kapal curah besar (MV) mencapai hampir 25% untuk volume pengangkutan freight charter komoditas di luar batubara seperti nikel, alumina, tembaga konsentrat, semen klinker, pasir silika, billet baja dan produk besi.

Di pertengahan 2020, kapal tunda dan tongkang (TNB) berekspansi ke segmen nikel terutama di area Sulawesi Tenggara. Pelita Samudera pun membuka kantor perwakilan di Kendari pada akhir kuartal keempat 2020. Perluasan pangsa pasar dan optimisasi aset turut membantu PSS mencatat laba bersih US$ 8,4 juta pada tahun lalu.
 
Iriawan bilang, jumlah aset meningkat sebesar 3% yoy menjadi US$ 146,8 juta dari US$ 143,2 juta. Sedangkan ekuitas meningkat 7% menjadi US$ 94,5 juta dari US$88,6 juta, terutama dari saldo laba meningkat sebesar 18% menjadi US$ 39,4 juta per 31 Desember 2020 dari US$33,4 juta per 31 Desember 2019.

Di akhir tahun 2020, Pelita Samudera memiliki kas dan setara kas sebesar US$ 14 juta (termasuk kas yang dibatasi Penggunaan sekitar US$ 1,3 juta). Rasio utang terhadap aset dan rasio utang terhadap ekuitas sebesar masing-masing 0,24 kali dan 0,37 kali, lebih rendah dari masing-masing 0,28 kali dan 0,45 kali di 2019, yang merupakan kontribusi dari pembayaran penuh pinjaman bank jangka panjang UOB serta cicilan pokok pinjaman bank ICICI dan Citibank dengan total pembayaran pinjaman sebesar US$ 30,5 juta.

Baca Juga: PSSI: Kenaikan harga batubara diharapkan dapat memperbaiki kinerja kuartal IV-2020

Pembayaran pinjaman bank juga berkontribusi pada posisi rasio gearing yang lebih baik sebesar 0,22 kali vs. 0,37 kali dari 2019. "Posisi keuangan ini menunjukkan Pelita Samudera memiliki struktur modal yang terjaga dengan baik dan kapasitas keuangan yang solid. Rasio harga saham terhadap pendapatan (price to earning ratio) juga meningkat lebih tinggi sebesar 7,7 kali vs. 5,3 kali dari 2019," tambah dia.
 
Iriawan mengungkapkan, PSSI telah mengamankan kontrak senilai US$ 164,6 juta di 2020 untuk kontrak baru serta perpanjangan kontrak jangka panjang dalam 1–3 tahun ke depan. Sehingga Pelita Samudera optimistis akan bertumbuh tangguh dengan diversifikasi bisnis, optimalisasi aset dan ekspansi armada sebagai strategi berkelanjutan.

Alokasi belanja modal di 2021 ditargetkan sekitar US$ 21 juta untuk rencana strategi ekspansi armada. ‘’Pertumbuhan pendapatan di 2021 ditargetkan meningkat sekitar 15%–20% dari 2020, dengan target lebih tinggi dari 2019 atau pra-pandemi,’’ pungkas dia.

Baca Juga: Realistis, Pelita Samudera Shipping (PSSI) targetkan laba bersih turun 38% di 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×