kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan naik, Steel Pipe Industry (ISSP) sukses cetak laba bersih di kuartal I


Selasa, 11 Mei 2021 / 10:21 WIB
Pendapatan naik, Steel Pipe Industry (ISSP) sukses cetak laba bersih di kuartal I
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) atau dikenal dengan SPINDO raih kinerja positif di kuartal I-2021. Pendapatan bersih ISSP mencapai Rp 1,06 triliun di tiga bulan pertama 2021, naik 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dengan hasil tersebut, SPINDO pun berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 109 miliar hingga akhir Maret 2021. Padahal di kuartal I-2020, perusahaan masih mengalami kerugian hingga Rp 75 miliar.

Bahkan laba bersih yang didapat ISSP ini setara 63% dari total laba bersih perusahaan yang dicapai di tahun 2020 sebesar Rp 176 miliar. Laba per saham (EPS) ISSP di kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp 15,47 per saham dibandingkan dengan EPS tahun penuh 2020 sebesar Rp 24,89 per saham.

ISSP juga mempertahankan tren perbaikan kinerja yang terlihat dari pertumbuhan laba kotor (GPM) menjadi 22,10%, naik dari GPM di kuartal I-2020 sebesar 12,94%. Selain itu, margin laba bersih SPINDO juga mengalami kenaikan hingga berada di level 10,46% sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan.

Upaya-upaya peningkatan yang dilakukan di tahun-tahun sebelumnya dilihat telah berada pada arah yang benar. Hal ini dilihat dari tren perbaikan rasio-rasio operasional, profitabilitas, dan solvabilitas ISSP yang secara konsisten mengalami kenaikan selama periode 2018-2020.

Namun demikian, masih terdapat beberapa pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan berkaitan dengan peningkatan tersebut. “Manajemen berkeyakinan dapat menyelesaikan peningkatan pada awal tahun 2022 mendatang,” ungkap Corporate Secretary & Investor Relation ISSP Johanes W Edward dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (10/5).

Baca Juga: Permintaan ekspor Steel Pipe (ISSP) meningkat hampir 30% di kuartal I 2021

Beberapa upaya peningkatan kinerja yang masih terus dilakukan adalah penataan modal kerja, terutama inventory management, ekspansi penjualan dengan membuka depo dan kantor perwakilan untuk mendekatkan SPINDO dengan pengguna akhir, dan peningkatan efisiensi operasional termasuk penggantian mesin untuk memperpendek proses kerja dan meningkatkan efisiensi pemakaian bahan baku serta bahan penunjang.

Peningkatan tersebut terlihat dari turunnya days of inventory menjadi 220 hari dari sebelumnya 239 hari di Desember 2020 dan penurunan A/R Days menjadi 70 hari dari sebelumnya 83 hari di Desember 2020. Sementara itu, annualized EBITDA margin juga naik menjadi 20% dari sebelumnya hanya 12%.

Dari sisi neraca, total kewajiban ISSP pada kuartal I-2021 turun menjadi Rp 2,32 triliun dari yang sebelumnya Rp 2,74 triliun pada Desember 2020. Hal ini dikarenakan terjadinya pembayaran kewajiban yang berasal dari saldo positif kas dari aktivitas operasi sebesar Rp 461,2 miliar.

 

Johanes menjelaskan, pada kuartal I-2021 hampir semua negara termasuk Indonesia telah mengalami pemulihan yang signifikan. Ekonomi Indonesia masih kontraksi 0,74% pada kuartal I-2021 dan ini menjadi sebuah kemajuan pesat yang memberikan harapan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat.

Seiring dengan hal tersebut, PMI Indonesia di bulan April mencetak rekor tertingginya yaitu di level 54,6 yang merupakan level yang lebih tinggi dibandingkan PMI di bulan Maret sebesar 53,2.

Konsisten dengan hal tersebut, ISSP juga merasakan permintaan di sektor baja pada umumnya dan pipa baja pada khususnya. Meskipun harga baja masih dalam tren naik, hingga saat ini permintaan dan daya beli masih dapat mengimbangi kenaikan harga tersebut. “Hal ini tentunya menggembirakan dan menjadi bukti proses pemulihan ekonomi Indonesia,” ujar dia.

Terlambatnya penyesuaian suplai dari produsen baja akibat dampak dari penutupan pabrik dan pembatasan produksi sebagai imbas dari pandemi Covid-19 dibandingkan dengan kecepatan pemulihan ekonomi berbagai negara menyebabkan kelangkaan produk baja di banyak tempat.

SPINDO dengan jaringan pemasok yang besar dapat memanfaatkan peluang ini, sehingga pasokan bahan baku untuk produksi dapat tetap stabil, di mana produsen lain terutama yang berskala lebih kecil mengalami kesulitan memperoleh bahan baku dan keterbatasan modal kerja.

Selain itu, kebijakan pengendalian persediaan yang ketat juga memungkinkan SPINDO lebih efektif melakukan pembelian untuk bahan baku yang masih tersedia di gudang. Lebih jauh, tim penjualan SPINDO terus meningkatkan fokus penjualan kepada pengguna akhir (end-user) yang secara umum lebih concern pada pengiriman tepat waktu serta kualitas produk dan konsistensinya.

Baca Juga: Steel Pipe Industry Indonesia (ISSP) anggarkan capex hingga Rp 70 miliar di tahun ini

Walau kondisi pasar baja global saat ini dirasakan sangat kondusif, manajemen ISSP tetap siap siaga menghadapi perubahan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

“Meski saat ini belum terlihat tanda-tanda pelemahan harga bahan baku, SPINDO sendiri telah merencanakan langkah-langkah preventif untuk menjaga marjin keuntungan, dalam hal terjadi tren pelemahan harga di masa mendatang,” terang Johanes.

Di sisi lain, SPINDO masih melihat konsistensi dari pemerintah untuk mempergunakan barang produksi dalam negeri. Secara umum tentunya hal ini akan menguntungkan bagi perusahaan sebagai produsen pipa baja terbesar di Indonesia. Selain itu, dukungan dari pemasok lokal seperti Krakatau Steel juga membantu ISSP untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor.

Sampai saat ini ISSP masih tetap meyakini bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun yang baik. Faktor-faktor katalis yang telah diungkapkan sebelumnya akan mendorong tercapainya target SPINDO di tahun ini. Namun, tentu perkembangan program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan perlu sangat diperhatikan karena akan memberikan dampak pada katalis tersebut.

Meski laba bersih kuartal I-2021 telah mencapai 63% dari laba bersih 2020, manajemen ISSP belum akan melakukan revisi terhadap target 2021. 

“SPINDO masih menargetkan kenaikan penjualan setidaknya 25% dari tahun 2020 dengan mempertahankan marjin-marjin yang telah diraih,” tandas Johanes.

Selanjutnya: Reksadana pendapatan tetap catatkan kinerja paling apik dalam sepekan terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×