Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 19,4% QoQ di kuartal I 2023. Capaian itu membuat kinerja BMRI di tahun 2023 diprediksi masih positif.
Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi memaparkan, pendapatan bersih BMRI di kuartal I 2023 mencapai Rp 12,6 triliun. Namun, net interest margin (NIM) BMRI di kuartal I 2023 tercatat sebesar 5,4%.
“NIM BMRI di kuartal I 2023 ini lebih rendah dari NIM di tahun 2022, meskipun masih dalam panduan manajemen di tahun 2023 sebesar 5,3%-5,6%,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (27/4).
Baca Juga: Catat Pertumbuhan di Kuartal I, Begini Prediksi Kinerja BMRI di Tahun 2023
BMRI juga mengalami peningkatan pendapatan bunga sebesar 0,9% QoQ akibat ekspansi saldo pinjaman yang naik 0,3% QoQ ditambah dengan repricing imbal hasil pinjaman.
Sayangnya, cost of fund (CoF) BMRI naik melebihi peningkatan imbal hasil pinjaman, meskipun rasio CASA mencapai 74,2% di kuartal I 2023. Hal tersebut menyebabkan kenaikan beban bunga sebesar 16,3% QoQ di kuartal I 2023.
Cost to income ration (CIR) BMRI turun menjadi 37,0% di kuartal I 2023, karena top line tumbuh dengan kecepatan dua digit melebihi peningkatan marjinal sebesar 2,2% YoY di operating expenditure (opex).
Selain itu, cost of credit (CoC) BMRI juga menurun 39 bps YoY menjadi 1,2% di kuartal I 2023 akibat cakupan yang luas dan peningkatan kualitas aset.
Baca Juga: PGEO Rilis Utang Baru untuk Bayar Utang, Ini Dampaknya Menurut Analis
“Secara keseluruhan, langkah-langkah efisiensi operasional ditambah dengan manajemen risiko yang baik telah membuahkan hasil yang tercermin dari pendapatan yang lebih tinggi dari yang diharapkan,” ungkapnya.
Tirta melihat, sistem perbankan Indonesia saat ini memiliki permodalan yang baik, memiliki sumber pendanaan yang terdiversifikasi, sebagian besar aset diinvestasikan dalam bentuk pinjaman, dan indikator likuiditas tetap banyak.
Hal itu membuat sistem perbankan Indonesia tak rentan layaknya gejolak yang melanda perbankan dunia, salah satunya runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB).
Sebagai bank terbesar berdasarkan aset, BMRI memiliki modal yang kuat, yaitu Tier-1 sebesar 19,1% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 20,3% di kuartal I 2023.
Selain itu, pinjaman BMRI menyumbang 59,8% dari total aset, sementara obligasi pemerintah berkontribusi sekitar 22% dari asetnya dan lebih 50% ditempatkan pada instrumen pendapatan tetap dengan jangka waktu pendek-menengah.
“Saldo pendanaan meningkat 9,62% YoY di kuartal I 2023, karena didorong oleh rekening tabungan berbiaya rendah yang membantu current account saving account (CASA) ikut terkerek,” ujarnya.
Loan at risk (LaR) BMRI di kuartal I 2023 sebanyak 11,3%, lebih rendah dari tahun 2022 yang tercatat sebesar 11,7%.
Baca Juga: Peroleh Kontrak Baru dari Australia, Begini Rencana Bisnis Delta Dunia Makmur (DOID)
Meski masih lebih tinggi dari level preCovid sebesar 9,1% di tahun 2019, namun rasio LaR terus membaik.
“Penurunan LaR didorong oleh non performing loan (NPL) yang lebih rendah, meskipun special mention loan (SML) sedikit meningkat,” paparnya.
Namun, pinjaman BMRI di kuartal I 2023 stabil di 94%. Cakupan pinjaman juga cukup luas, dengan rasio cakupan NPL & LaR masing-masing mencapai 303% dan 47% di kuartal I 2023.
“Selain itu, tingkat pemulihan penghapusan juga meningkat. Jika tren berlanjut, ini akan meningkatkan pendapatan non-bunga BMRI,” tuturnya.
Baca Juga: Mudik Lebaran Semarak, Uang Elektronik Banjir Transaksi
Tirta pun merekomendasikan Hold untuk BMRI dengan target harga Rp 5.250 di tahun 2023.
“Meskipun kinerjanya positif di kuartal I ini, tetapi faktor makro di tahun 2023 dinilai bisa sangat membatasi kinerja BMRI di tahun 2023,” kata Tirta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News