kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Meningkat, Kinerja Japfa (JPFA) Masih Dibayangi Kenaikan Harga Bahan Baku


Selasa, 30 Agustus 2022 / 10:27 WIB
Pendapatan Meningkat, Kinerja Japfa (JPFA) Masih Dibayangi Kenaikan Harga Bahan Baku
ILUSTRASI. Kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) pada semester I-2022 masih tertekan akibat kenaikan harga bahan baku.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mencatatkan pertumbuhan pendapatan, kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) selama semester I-2022 masih tertekan akibat kenaikan harga bahan baku. 

Dari sisi top line, Japfa mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 24,48 triliun per Juni 2022. Capaian itu meningkat 10,74% secara tahunan dari Rp 22,11 di Juni 2021. 

Direktur Corporate Affairs Japfa Rachmat Indrajaya mengatakan, pertumbuhan pendapatan ini utamanya didorong oleh Average Selling Price (ASP) yang lebih tinggi. Meski begitu, profitabilitas masih tetap di bawah tekanan karena kenaikan harga bahan baku. 

"Tekanan karena bahan baku pakan yang tinggi mengakibatkan peningkatan biaya produksi di seluruh terintegrasi secara vertikal," kata Rachmat kepada Kontan.co.id akhir pekan lalu.

Baca Juga: Japfa (JPFA) Catat Pendapatan Rp 24,48 Triliun di Semester I-2022, Tumbuh 10,74%

Kalau dilihat dari pos beban bahan baku yang digunakan Japfa selama semester I-2022 mencapai Rp 17,38 triliun. Nilai itu naik 17,51% secara tahunan dari Rp 14,78 triliun pada semester I-2021.

Kenaikan beban bahan baku juga memberati beban pokok penjualan JPFA yang mencapai Rp 20,08 triliun per Juni 2022 atau meningkat 18,77% secara tahunan dari Rp 16,90 triliun di semester I-2021. 

"Beban pokok penjualan meningkat karena adanya kenaikan harga bahan baku, biaya logistik atau transportasi dan efek foreign exchange," kata dia. 

Tekanan ini nampak pada sisi bottom line atau laba JPFA yang ikut turun. Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat turun 27,94% secara tahunan menjadi Rp 1,11 triliun 

Rachmat menyebut laba ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang mempengaruhi permintaan di awal 2022. Alhasil, harga harga broiler yang lebih rendah pada Februari 2022. 

 

Kendati demikian, Japfa mencatatkan EBITDA sejumlah Rp 2,45 miliar pada paruh pertama tahun ini. Sedangkan sepanjang 2021, EBITDA JPFA mencapai Rp 4,54 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×