kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Pendapatan Indika Energy (INDY) Tertekan pada Semester I/2023


Kamis, 03 Agustus 2023 / 06:00 WIB
Pendapatan Indika Energy (INDY) Tertekan pada Semester I/2023


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) terkoreksi sepanjang semester pertama 2023. Penurunan kinerja ini sejalan dengan koreksi pendapatan yang dialami oleh anak usaha INDY.

INDY membukukan pendapatan senilai US$ 1,67 miliar, menurun 13,7% dari pendapatan di semester pertama 2022 yang mencapai US$ 1,83 miliar.

Penurunan pendapatan terutama berasal dari target volume produksi anak usaha INDY, yakni Kideco Jaya Agung (Kideco) yang turun menjadi 31 juta ton pada tahun ini, sesuai persetujuan Pemerintah. 

Kinerja INDY juga dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi, dan turunnya produktivitas kontraktor yang berdampak pada operasional pertambangan batubara di Kideco.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dari BRI Danareksa untuk Perdagangan Selasa (1/8)

Pada enam bulan pertama 2023, volume penjualan batubara Kideco turun sebesar 11,7% menjadi 15 juta ton. Kideco mencatat harga jual batubara yang relatif stabil di level US$ 82,3 per ton pada semester pertama 2023, dibandingkan harga rata-rata batubara ICI-4 yang digunakan sebagai benchmark yang mengalami penurunan sebesar 17,9% menjadi US$ 70,5 per ton dari sebelumnya US$ 85,9 per ton pada priode yang sam tahun 2022.

 

Indika Indonesia Resources mencatat penurunan pendapatan sebesar 27,0% menjadi US$ 275,4 juta, didorong oleh penurunan volume perdagangan batubara menjadi 1,7 juta ton dan penurunan harga jual batubara sebesar 1,9% menjadi US$ 72,6 per ton. 

Akan tetapi, pendapatan Multi Tambang Jaya Utama (MUTU) meningkat 19,2% menjadi US$ 146,8 juta, yang didorong oleh kenaikan volume penjualan batubara sebesar 54,1% menjadi 1 juta ton dengan harga jual rata-rata batubara sebesar US$ 148,1 per ton.

Tripatra mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 5,1% menjadi US$ 127,2 juta akibat dari menurunnya pendapatan dari proyek BP Tangguh sebesar 12,2% menjadi US$ 105,0 juta. 

Baca Juga: Saham Emiten Komoditas Energi Berpeluang Rebound, Intip Rekomendasi Sahamnya

Namun demikian, perusahaan logistik terintegrasi Interport Mandiri Utama (Interport) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 239,7% menjadi US$ 57,0 juta, dimana US$ 13,9 juta di antaranya berasal dari usaha logistik laut Cotrans sebesar US$ 34,2 juta dan terminal penyimpanan bahan bakar Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE) sebesar US$ 13,9 juta.

Sementara itu, sejumlah beban INDY turut naik. Seperti beban penjualan, umum dan administrasi  meningkat sebesar 28,7% menjadi US$ 119,2 juta dibandingkan US$ 92,6 juta pada enam bulan pertama  2022.

Beban pokok kontrak dan pendapatan  yang naik 3,9% menjadi US$ 1,32 miliar dari sebelumnya US$ 1,27 miliar. Secara konsolidasi Indika Energy mencatat Laba Kotor sebesar US$ 349,9 juta, atau turun sebesar 47,7% secara year-on-year (yoy).

Marjin Laba Kotor juga turun dari 34,5% menjadi 20,9% yang terutama disebabkan oleh tarif pajak royalti batubara bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang lebih tinggi.

Dus, emiten tambang batubara ini membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 89,80 juta. Angka ini tergerus hingga 55,21% dari realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 200,55 juta.

Baca Juga: Intip Rencana Bisnis Mandiri Herindo Adiperkasa (MAHA) Usai IPO

INDY juga mencatatkan laba inti sebesar US$ 114,4 juta atau turun sebesar 52,4% dibandingkan dengan US$ 240,6 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Azis Armand, Vice President Director dan Group CEO Indika Energy, menuturkan di periode semester pertama 2023, Indika Energy semakin meningkatkan performa Environmental, Social and Governance (ESG) dan memperkuat diversifikasi di sektor non-batubara – termasuk dalam bidang energi baru dan terbarukan, kendaraan listrik, dan nature-based solutions.

“Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk melakukan transisi energi nasional, dan selaras dengan aspirasi kami untuk mencapai netral karbon atau net-zero pada tahun 2050,” terang Azis.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Serius Diversifikasi Bisnis Non Batubara

INDY mencatat realisasi belanja modal (capital expenditure/ capex) pada periode semester pertama 2023 sebesar US$ 70,9 juta. Sebanyak US$ 5,7 juta diantaranya adalah untuk Indika Indonesia Resources, dan Kideco sebesar US$ 3,4 juta.

Pada bisnis baru non-batubara, capex terutama digunakan untuk sektor mineral (terutama untuk proyek tambang emas Awakmas) sebesar US$ 39,1 juta, Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$ 6,0 juta, dan Indika Nature sebesar US$ 5,3 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×