Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk telah merilis laporan keuangan kuartal I tahun 2023. Emiten berkode saham INDY ini membukukan laba bersih US$ 58,93 juta, menurun 21,47% secara tahunan. Efeknya laba bersih per saham INDY ikut turun menjadi US$ 0,0113 di 31 Maret 2023 dari sebelumnya US$ 0,0144 per saham.
Sejatinya, top line INDY dalam rilis keuangan pada Selasa (2/5) masih mencatatkan pertumbuhan dalam tiga bulan pertama di 2023. Pendapatan Indika Energy naik 9,15% secara year on year (yoy) menjadi US$ 906,83 juta. Kenaikan pendapatan tersebut ditopang dari beberapa bisnis baru yang mulai dijalankan oleh Indika.
Tahun ini, Indika Energy mulai memiliki bisnis baru yang mulai menghasilkan pendapatan. Ada tiga segmen bisnis baru, pertama segmen bisnis mineral yang menghasilkan pendapatan US$ 1,75 juta. Selain itu INDY juga mempunyai segmen bisnis hijau yang hingga kuartal I-2023 menghasilkan pendapatan US$ 2,72 juta. Dan terakhir, INDY memiliki segmen venture digital yang menghasilkan cuan sebesar US$ 1,98 juta.
Baca Juga: Geliat Saham LQ45 Masih Semangat 45
Ketiga segmen ini berhasil membantu penurunan segmen jasa energi yang pada kuartal I-2022 membukukan pendapatan US$ 73,44 juta. Sementara pada kuartal I-2023 hanya menghasilkan penjualan sebesar US$ 65,35 juta.
Selain segmen baru dan jasa energi, INDY juga memiliki segmen bisnis sumber daya energi. Pendapatan segmen sumber daya energi tumbuh 10,39% secara tahunan menjadi US$ 823,94 juta.
Sumber pendapatan INDY yang lain berasal dari segmen logistik dan infrastruktur. Dimana pada kuartal I-2023 membukukan pendapatan US$ 11,09 juta. Angka ini meningkat 32,18% secara tahunan dari periode sama tahun 2022 sebesar US$ 8,39 juta.
Meski terjadi kenaikan pendapatan, INDY ternyata tidak bisa menghindari kenaikan beban pokok kontrak dan penjualan selama periode tersebut yang naik 24,16% secara tahunan menjadi US$ 707,74 juta. Kenaikan beban terbesar dialami pada pos royalti sebesar 183,79% secara tahunan menjadi US$ 251,61 juta.
Peningkatan beban tersebut membuat laba kotor INDY menyusut sebesar 23,65% secara tahunan menjadi US$ 199,09 juta. Sedangkan laba sebelum pajak INDY turun sebesar 30,94% secara tahunan menjadi US$ 107,36 juta.
Selasa (2/5) saham INDY ditutup turun 5,77% menjadi Rp 2.450 per saham.
Baca Juga: LQ45 Mentereng Sepanjang April, Intip Rekomendasi Saham Likuid Berikut Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News