Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Berdasarkan laporan terbaru, kerugian penurunan nilai ICBP tercatat sebesar Rp2,4 triliun karena depresiasi nilai tukar Naira Nigeria, tempat operasional perusahaan kinerja, dan prospek bisnis di masa depan.
Sampai batas tertentu, Christine percaya bahwa perekonomian dan daya beli di Nigeria berkinerja buruk karena ketidakstabilan di wilayah penghasil pangan di negara tersebut, memburuknya infrastruktur pedesaan, dan perubahan iklim. Faktor-faktor ini telah menyebabkan tingkat inflasi melonjak sebesar 31,7% pada Februari 2024, naik dari 29,9% pada bulan Januari.
Hingga saat ini, belum ada indikasi ICBP akan mencatat penurunan nilai lagi pada 2024, karena penurunan nilai biasanya terjadi setahun sekali pada akhir kalender tahun.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Indomie Berangkatkan Mudik 11.275 Pengusaha Warmindo
Terlepas dari itu, volume penjualan luar negeri ICBP tumbuh 6%yoy di 2023 dan 10%yoy pada kuartal IV-2023 berkat pasar Arab Saudi yang kuat dan tidak terpengaruh depresiasi nilai tukar.
“Kami tidak memperkirakan adanya penurunan nilai keuangan pada 2024 dan akan kembali memperbarui kabar nilai tukar Nigeria dan situasi ekonomi negara tersebut,” kata Christine kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Christine memangkas proyeksi pertumbuhan pendapatan ICBP menjadi 5,3%yoy untuk tahun 2024 dari sebelumnya 7,7%yoy. Hal ini seiring pertumbuhan volume bumbu makanan dan makanan ringan diperkirakan lebih rendah.
Adapun ICBP memandu pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 5-8%yoy pada tahun 2024 yang didorong oleh volume dengan kisaran yang lebih tinggi untuk margin Ebitda sebesar 19%-21% dibandingkan 18-20% di tahun-tahun sebelumnya di tengah proyeksi harga bahan baku yang stabil.
Baca Juga: Bukukan Kinerja Bervariasi, Simak Rekomendasi Saham Emiten Konglomerasi
Sementara itu, Natalia memperkirakan ICBP akan membukukan pertumbuhan pendapatan sekitar 6,9% yoy dan 8,6% yoy pada 2024-2025. Proyeksi ini didukung oleh volume penjualan segmen mie instan sekitar 4-5% yoy, Makanan Ringan 4% dan Penyedap Makanan 8-11%.
Di samping itu, harga bahan baku diasumsikan stabil untuk Gandum sekitar US$600/bush dan harga CPO sekitar MYR3.650 per ton.
Pertumbuhan laba bersih ICBP diperkirakan sebesar 52%yoy menjadi Rp 10,61 triliun. ICBP diperkirakan bisa mempertahankan margin kotornya pada kisaran 37% dibandingkan kisaran 32% - 37% pada 2018-2022, serta menjaga dan opex sekitar 15%.
Baca Juga: Indofood CBP Sukses (ICBP) Jadi Penopang Utama Kinerja Grup Salim
Dengan mempertimbangkan kondisi terkini, Natalia mempertahankan peringkat Beli untuk ICBP, namun dengan target harga lebih rendah di Rp 12.900 dari sebelumnya Rp 13.000 per saham. Christine juga masih mempertahankan peringkat Beli untuk ICBP, tetapi dengan target harga lebih rendah di Rp 12.000 per saham.
Christine menyebutkan, risiko yang perlu dicermati bagi ICBP adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih rendah dari perkiraan, depresiasi nilai tukar rupiah, harga bahan baku yang lebih tinggi, melemahnya daya beli, serta persaingan yang semakin ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News