Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penopang kinerja Grup Salim masih berasal dari segmen makanan. Fakta itu tercatat dari kinerja sejumlah emiten salah satu konglomerasi bisnis terkaya di Indonesia ini.
Misalnya produsen makanan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat laba Rp 8,14 triliun pada tahun 2023. Pencapaian ini meningkat 28,12% dari Rp 6,35 triliun di 2022.
Sementara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga mencatat laba sebesar Rp 6,99 triliun di tahun 2023. Pencapaian ini terkerek 52,39% dari laba 2022 sebesar Rp 4,58 triliun.
Baca Juga: Unilever Mau Spin Off Bisnis Es Krim, Selain UNVR, Ada Tiga Emiten Lagi di Bisnis Ini
Namun, penjualan emiten minyak sawit Grup Salim loyo. PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan laba Rp 762 miliar pada 2023.
Laba tersebut merosot 26% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1,03 triliun.
Demikian juga PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatat penurunan laba bersih 39% menjadi Rp 736 miliar sepanjang 2023.
Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe melihat, kinerja emiten Grup Salim masih ditopang ICBP.
"Pendapatan dari Indomie juga menjadi penopang kinerja INDF tahun 2023," ujarnya ke KONTAN, Selasa (26/3).
Di sisi lain, kinerja buruk dari LSIP dan SIMP menurut Kiswoyo murni karena gejolak harga crude palm oil (CPO) global.
Akibatnya membebani kinerja Grup Salim. Tapi tahun ini, kinerja emiten Grup Salim ia meramal bisa lebih baik.
Baca Juga: Melihat Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham Grup Salim
Salah satu pendorong, tingginya konsumsi masyarakat Indonesia di tahun pemilu. Ditambah harga minyak sawit yang mulai membaik tahun ini.
Rekomendasinya beli INDF dan ICBP target di Rp 7.000 dan Rp 12.500. LSIP dan SIMP direkomendasikan buy on weakness target di Rp 1.600 dan Rp 800.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo wait and see untuk ICBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News