kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Cisadane Sawit Raya (CSRA) turun 13,3% pada 2019, berikut penyebabnya


Jumat, 15 Mei 2020 / 04:56 WIB
Pendapatan Cisadane Sawit Raya (CSRA) turun 13,3% pada 2019, berikut penyebabnya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) membukukan pendapatan Rp 492,30 miliar pada 2019. Jumlah ini merosot 13,3% dibandingkan pendapatan tahun 2018 yang sebesar Rp 567,79 miliar.

Berdasarkan keterangan pers Cisadane Sawit Raya yang dirilis Kamis (14/5), penurunan pendapatan ini disebabkan oleh harga jual rata rata tandan buah segar (TBS) maupun crude palm oil (CPO) yang lebih rendah pada 2019. Padahal, produksi TBS inti naik sebesar 10% year on year (yoy), dari 263.778 ton pada 2018 menjadi 290.548 ton pada 2019.

Penyebab lainnya adalah volume penjualan CPO yang turun sekitar 12% yoy. Ini sejalan dengan produksi CPO merosot 13% yoy menjadi 53.967 ton pada 2019 dari sebelumnya 47.194 ton.

Baca Juga: Harga minyak sawit loyo, penjualan Cisadane Sawit Raya (CSRA) ikut melandai di 2019

Meskipun begitu, menurut manajemen CSRA, penurunan produksi CPO ini disebabkan oleh inisiatif perusahaan untuk menurunkan pembelian TBS dari pihak ketiga yang memiliki hasil oil extraction rate (OER) lebih rendah.

Sebagai gantinya, Cisadane Sawit Raya mengalokasikan fokus yang lebih tinggi pada peningkatan produktivitas kebun internal. Hal tersebut tercermin dari OER pada tahun 2019 yang sebesar 20,1%, meningkat dari OER 2018 yang sebesar 19,4%.

Melihat dampak pandemi Covid-19 yang memberikan tekanan terhadap pasar CPO, Cisadane Sawit Raya akan menerapkan langkah-langkah efisiensi di seluruh aspek serta meningkatkan produktivitasnya. 

Direktur PT Cisadane Sawit Raya Tbk Seman Sendjaja mengatakan, kekhawatiran dari virus yang menyebar dengan cepat ini mengakibatkan melambatnya aktivitas ekonomi.

Aktivitas ekonomi yang terbatas ini yang juga hadir di sejumlah negara pengimpor minyak sawit besar, seperti China, India, dan Eropa. 

"Kondisi ini memberikan dampak yang signifikan terkait permintaan CPO dan kemudian menyebabkan tekanan pada harga jual," kata dia.

Baca Juga: Laba bersih Cisadane Sawit Raya (CSRA) tumbuh 1,18% pada 2019

Dalam menghadapi situasi yang menantang ini, Cisadane Sawit Raya juga menyambut baik program pemerintah untuk dapat mendorong permintaan, seperti implementasi pencampuran biodiesel 30% (B30). 

"Jika inisiatif ini dapat dilaksanakan sepenuhnya, kami yakin hal ini akan mendorong permintaan CPO dan dapat membantu meningkatkan harga jual," tutur Seman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×