Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Divisi bisnis pelayan kesehatan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengalami pertumbuhan pendapatan signifikan sepanjang semester I 2016. Pendapatan dari bisnis tersebut tumbuh 29% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan divisi Healthcare yang ditorehkan lewat anak usahanya yakni PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) membukukan pendapatan Rp2,6 triliun, tumbuh 29% yoy. Tujuh rumah sakit mapan SILO memberikan kontribusi sebesar Rp 1,4 triliun atau 56% dari total pendapatan.
Pasien rawat inap Siloam tumbuh 19% sedangkan kunjungan pasien rawat jalan meningkat sebesar 21%. Dengan pembukaan rumah sakit baru, Siloam Hospitals Buton, Bau-bau dan Siloam Hospitals Samarinda pada April 2016, Siloam saat ini mengelola 23 rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur lebih dari 5.100.
Pertumbuhan pendapatan SILO mendorong pertumbuhan pendapatan LPKR 7,6% yoy meskipun lini bisnis propertinya mengalami perlambatan. Kendati pendapatannya masih tumbuh, namun laba bersih LPKR Merosot 35% akibat membengkaknya beban yang harus ditanggung.
Pendapatan LPKR tumbuh 7,6%yoy menjadi Rp5,1 triliun, untuk pertama kalinya kami mencapai Rp 5 triliun dalam periode enam bulan. Laba bersihnya tercatat Rp 497,7 miliar atau turun 35,7% dari laba bersih semester I 2015 yang tercatat sebesar Rp 775,3 miliar.
Pendapatan divisi Residential & Urban Development menurun sebesar 16% yoy menjadi Rp1,8 triliun, di mana pendapatan dari Townships naik sebesar 8% yoy menjadi Rp1,2 triliun.
Pendapatan dari Large Scale Integrated Developments turun sebesar 41% yoy menjadi Rp 610 miliar di mana pengakuan pendapatan berdasarkan persentase penyelesaian konstruksi dari Kemang Village dan St Moritz, Jakarta, turun drastis dibandingkan dengan periode semester pertama tahun 2015.
Hal tersebut disebabkan oleh hampir selesainya pembangunan dan penyerahan unit hunian di kedua proyek tersebut.
Pendapatan divisi Komersial LPKR yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, naik sebesar 22% yoy menjadi Rp 346 miliar. Pendapatan Mal naik sebesar 48% yoy menjadi Rp164 miliar akibat adanya peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri.
Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 16% yoy menjadi Rp435 miliar, terutama disebabkan oleh membesarnya basis aset yang dikelola serta meningkatnya fee dan pendapatan dividen dari kedua REITS kami yang berbasis di Singapura.
Menurut Presiden Direktur, Ketut Budi Wijaya mengatakan melemahnya bisnis properti LPKR terutama disebabkan karena adanya ketidakpastian atas implementasi dan dampak tax amnesty ke sektor properti.
Namun dengan model bisnis yang seimbang, Ketur berharap kinerja perseroan masih bisa ditopang. "Pertumbuhan yang sehat dari pendapatan recurring yang terutama ditunjang oleh divisi Healthcare dan Mal Ritel, telah menopang pertumbuhan pendapatan perusahaan secara keseluruhan. " katanya dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Senin (15/8).
Ke depan, LPKR akan mengelola biaya secara hati-hati sambil terus berinvestasi untuk melakukan ekspansi rumah sakit dan jaringan mal ritel secara nasional.
Sementara itu, langkah pemerintah untuk implementasi tax amnesty serta kelonggaran dari regulasi LTV yang telah diantisipasi akan turut meningkatkan permintaan properti pada semester kedua tahun ini.
"Secara keseluruhan bisnis kami akan menguat seiring dengan perbaikan kondisi makroekonomi, terutama dengan adanya penguatan serta kestabilan nilai tukar rupiah." katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News