Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Emiten properti, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) baru mencatatkan marketing sales atau pra penjualan Rp 328 miliar sepanjang kuartal I 2016. Jumlah tersebut setara dengan 6,5% dari target yang dipatok perseroan tahun ini yakni Rp 5 triliun.
Pencapaian tersebut juga turun 76,6% dari periode yang sama tahun 2015 yang berhasil mencatat pra penjualan sebesar Rp 1,4 triliun. Di kuartal I tahun lalu, perseroan malah berhasil merealisasikan 23,3% target marketing sales.
Kontribusi terbesar pra penjualan tersebut berasal dari proyek anak usaha perseroan yakni PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yakni menyumbang sebesar Rp 159 miliar. Sementara Rp 65 miliar didapat dari San Diego Hills Memorial Park dan Tanjung Bunga berkontribusi Rp 27 miliar.
Franky Rivan, analis Daewoo Securities Indonesia menilai, rendahnya pencapaian tersebut lantaran LPKR berpandangan konservatif di kuartal I sehingga perseroan menunda sebagian besar peluncuran proyek baru tahun ini ke semester II mendatng. " Proyek baru seperti Kemang Villange, Orange Country dan Millenium Village dan lain-lain." katanya dalam risetnya pada 2 Mei 2016.
Kendati begitu, Franky melihat rencana penjualan aset yang akan dilakukan LPKR ke perusahaan Dana Investasi Real Estate (DIRE) atau REIT di Singapura akan menopang pra pemasaran perseroan ke depan. Aset tersebut diantaranya Lippo Mall Kuta, Siloam Hospitals Jogja, dan Lippo Plaza Jogja.
Di luar marketing sales dari proyek, LPKR juga menargetkan pra penjualan Rp 1,7 triliun dari pengalihan aset ke DIRE. Sehingga tota target marketing sales perseroan tahun ini mencapai Rp 6,7 triliun.
Seperti diketahui, pendapatan LPKR dari segmen bisnis manangemen properti dan portofolio di kuartal I 2016 tumbuh 13,4% yoy. Franky percaya bisnis REIT LPKR akan memainkan peran penting dalam agenda tax amnesty yang diusung pemerintah. "Kami percaya kontribusi pendapatan bisnis managemen properti dan portofolio LPKR akan meningkat," kata Franky.
Kendati begitu, Franky masih mempertahankan rekomendasik hold untuk saham LPKR dengan target harga Rp 1.100. Pasalnya, penyumbang pendapatan LPKR terbesar seperti divisi healthcare tidak mungkin mengalami pemulihan margin dalam jangka pendek dan ketidakpastian terkait prestasi pra penjualan perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News