Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Kemudian laba dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi juga menyusut 29% menjadi Rp 2,4 triliun, yang mana disebabkan oleh penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah, akibat melemahnya harga batubara.
Sementara laba bersih dari divisi Agribisnis Grup mencapai Rp 312 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan laba bersih pada semester pertama tahun 2019, karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.
Dari divisi properti Grup juga melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp 32 miliar menjadi Rp 71 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan pengakuan laba dari proyek pengembangan Asya Residences.
Baca Juga: Saham-saham ini paling banyak diobral asing kemarin, Kamis (23/7)
Menurut Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, hasil dari penjualan saham Bank Permata belum cukup mendukung kenaikan laba usaha ASII yang masih lebih rendah ketimbang periode semester 1 tahun lalu.
"Secara sentimen tentunya akan direspons negatif meskipun secara riil adalah hal yang wajar jika terjadi penurunan kinerja mengingat kondisi di kuartal II yang sudah dipastikan mengalami penurunan," ujarnya ketika dihubungi Kontan, Rabu (29/7).
Ia menambahkan, rendahnya permintaan terhadap kendaraan yang menjadi bisnis utama ASII masih menjadi tantangan untuk emiten ini. Ke depannya, kinerja ASII akan tergantung pada daya beli masyarakat.
Jika pelonggaran PSBB dapat kembali memicu daya beli, Reza memprediksi hal ini akan berimbas pada permintaan terhadap kendaraan dan bisa menjadi katalis positif untuk ASII.
Menurut Reza, apabila daya beli masyarakat kembali meningkat maka segmen otomotif menjadi segmen yang paling merasakan dampaknya. Selain itu, permintaan dari perusahaan tambang terhadap alat berat pun kembali bergairah.
Baca Juga: IHSG diprediksi melemah hari ini, cermati saham rekomendasi analis berikut
Untungnya, ASII juga memiliki diversifikasi bisnis yang cukup kuat. Misalnya saja melalui UNTR, perusahaan ini merambah ke dalam industri tambang emas. Sehingga, bisnis tersebut diharapkan bisa menjadi penopang kinerja ke depannya.
Untuk saat ini, Reza merekomendasikan pelaku pasar hold saham ASII dengan target harga Rp 5.650 per saham. Pada penutupan perdagangan Rabu (29/7) saham ASII melemah 1,93% ke harga Rp 5.075 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News