Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya instrumen investasi yang ditawarkan kepada masyarakat, membuat daya tarik penawaran Sukuk Tabungan seri ST005 kali ini memudar. Sebagaimana diketahui, ST005 menawarkan imbal hasil 7,40%, sedikit di bawah penawaran obligasi ritel sebelumnya yakni SBR007 yang menawarkan kupon hingga 7,5%.
Asal tahu saja, berdasarkan data per Selasa (20/8) penawaran ST005 di mitra distribusi baru mencapai Rp 1,77 triliun. Angka tersebut masih di bawah target capai pemerintah yakni Rp 2 triliun.
Baca Juga: Imbal hasil investasi rupiah di tahun 2020 berpotensi mencapai 7,5%
Kepala riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, penawaran yang lesu didasarkan pada asumsi masyarakat yang tidak memandang bahwa kupon 7,4% dengan tenor 2 tahun sebagai pilihan yang menarik saat ini.
"Di samping juga banyak alternatif investasi lain seperti reksadana. Ini tampak dari meningkatnya dana kelolaan Juli 2019 yang meningkat tajam dibanding Juni 2019," jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8).
Sekedar mengingatkan, dana kelolaan reksadana atau asset under management (AUM) tembus Rp 500 triliun di Juli 2019. Berdasarkan laporan bulanan Infovesta Utama, dana kelolaan reksadana mengalami kenaikan sebanyak Rp 32,76 triliun atau sekitar 6,64% menjadi Rp 525,82 triliun.
Kenaikan terbesar berasal dari reksadana terproteksi sebanyak Rp 16,14 triliun menjadi Rp 139,72 triliun, disusul kenaikan DIRE dan KIK EBA sebanyak Rp 10,14 triliun menjadi Rp 17,35 triliun.
Baca Juga: Menjelang pengumuman BI rate IHSG diprediksi masih melemah
Sementara itu, selain banyaknya alternatif investasi lain di pasar keuangan, tren penurunan suku bunga turut menjadikan investasi lain berpotensi meningkat. Di tambah lagi, masyarakat juga akan mempertimbangkan untuk belanja melalui kredit.
Wawan menilai, imbal hasil untuk 7,5% untuk tenor 2 tahun sejauh ini masih dianggap cukup menarik, seperti yang ditawarkan SBR007. Sayangnya, untuk penerbitan obligasi berikutnya yakni SBR008 dengan masa penawarannya 5-19 September 2019 diprediksi bakal menawarkan return yang lebih rendah.
"Bila besok Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya kemungkinan besar, kupon yang ditawarkan akan lebih rendah dari 7,4%," ungkapnya.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) dan PTPP jadi emiten pelat merah dengan gearing rasio baik
Hal ini terjadi karena, tren kupon masih akan lebih rendah, seiring dengan kondisi fundamental. Di mana, tren suku bunga dinilai Wawan sudah sewajarnya untuk turun, dengan menimbang kondisi pertumbuhan ekonomi dan juga inflasi Tanah Air.
"Saya melihat, SBR008 kisaran kuponnya 7,2% hingga 7,35%," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News