kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penawaran lelang sukuk menyusut jadi Rp 10,88 T


Selasa, 22 Maret 2016 / 19:56 WIB
Penawaran lelang sukuk menyusut jadi Rp 10,88 T


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara pada Selasa (22/3), total penawaran yang masuk mencapai Rp 10,88 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menghimpun dana sebesar Rp 4,18 triliun.

Angka tersebut lebih minim ketimbang pencapaian pada lelang sukuk dua pekan sebelumnya. Pada lelang sukuk Selasa (8/3), dari jumlah penawaran sekitar Rp 11,33 triliun, pemerintah memenangkan sebanyak Rp 6,95 triliun.

Desmon Silitonga, Analis PT Capital Asset Management menuturkan, wajar apabila jumlah penawaran yang masuk dalam lelang sukuk pekan ini lebih minim dibandingkan lelang sebelumnya. Sebab, Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,75% pada pertemuan 16-17 Maret 2016. Hal ini memicu tren penurunan yield obligasi.

Maklum, mayoritas investor sukuk umumnya akan menggenggam instrumen ini hingga jatuh tempo alias hold to maturity. Sehingga mereka biasanya mengincar imbal hasil sukuk. Oleh karena itu, wajar apabila tren penurunan yield menyebabkan minat investor sukuk dalam lelang menyusut.

“Tawaran yield yang diminta investor sukuk wajar. Kecuali permintaan yield pada PBS011 yang cukup tinggi,” jelasnya. Makanya pemerintah enggan memenangkan penawaran pada PBS011.

PBS012 menjadi seri yang paling banyak diserap pemerintah. Selain tawaran yield investor yang atraktif, pemerintah memang berusaha memperpanjang durasi utangnya agar sesuai dengan tujuan pembiayaan. Sebagian APBN 2016 memang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur yang notabene membutuhkan dana jangka panjang.

Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, hanya ada empat seri sukuk yang diserap pemerintah. Padahal negara menawarkan lima seri sukuk dalam lelang kali ini.

Pertama, SPN-S 09092016 yang dimenangkan Rp 1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,75% dan imbalan diskonto. Seri tersebut mencetak penawaran Rp 2,57 triliun dengan yield terendah 5,62% dan yield tertinggi 6,37%. Instrumen ini akan jatuh tempo pada 9 September 2016.

Kedua, PBS006 yang diserap Rp 385 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 7,84% dan imbalan 8,25%. Instrumen ini menghimpun penawaran Rp 663 miliar dengan yield terendah 7,71% dan yield tertinggi 8,06%. Efek tersebut bakal kadaluarsa pada 15 September 2020.

Ketiga, PBS009 yang dicetak Rp 1,13 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,56% dan imbalan 7,75%. Surat utang ini mendulang penawaran Rp 2,68 triliun dengan yield terendah 7,56% dan yield tertinggi 8%. Instrumen tersebut tenggat waktunya 25 Januari 2018.

Keempat, PBS012 yang dimenangkan senilai Rp 1,66 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,55% dan imbalan 8,87%. Seri tersebut meraup penawaran Rp 1,81 triliun dengan yield terendah 8,43% dan yield tertinggi 8,87%. Instrumen ini bakal jatuh tempo pada 15 November 2031.

Adapun seri PBS011 tidak dimenangkan oleh pemerintah. Padahal efek ini menghimpun penawaran Rp 3,14 triliun dengan yield terendah 8,12% dan yield tertinggi 8,75%. Instrumen tersebut akan kadaluarsa pada 15 Agustus 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×