Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
Efek amnesti pajak
Clement mengatakan, jika program tax amnesty berhasil, maka tidak menutup kemungkinan IHSG mencatatkan rekor baru. Dia menyukai sektor infrastruktur dan konsumsi. “Kedua sektor ini adalah sektor defensif, sehingga demand akan lebih stabil,” kata dia.
Kepala Riset Bahana Securities Harry Su menyarankan, sebaiknya investor melakukan switching ke sektor yang lebih defensif seperti rokok dan konsumer.
Menurut Harry, apabila program amnesti pajak berjalan sukses dan target pemerintah terpenuhi, maka IHSG berpotensi menyentuh 5.600 hingga akhir tahun nanti.
Adapun Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, investor harus melakukan selective buying dan berpegang teguh pada valuasi.
"Investor harus berhati-hati terhadap saham-saham seperti BMRI, KRAS, MDLN, LPKR, INAF, MPPA, HERO. Sebab, kenaikan saham-saham tersebut tidak didasari dengan fundamental sama sekali dan lebih didorong likuiditas. Menurut saya, itu berbahaya dan harus dihindari," ungkap Edwin.
Dengan asumsi earning per share (EPS) emiten di BEI sebesar Rp 300,37 dan estimasi price to earning ratio (PER) 2016 sebesar 19 kali, Edwin memperkirakan IHSG berpotensi menyentuh 5.707 di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News