kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.069   24,22   0,34%
  • KOMPAS100 1.030   7,41   0,72%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   3,06   1,37%
  • IDX30 416   -0,15   -0,04%
  • IDXHIDIV20 488   -3,49   -0,71%
  • IDX80 116   0,79   0,69%
  • IDXV30 119   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -0,96   -0,71%

Pemodal asing eksekusi profit taking


Jumat, 02 September 2016 / 09:00 WIB
Pemodal asing eksekusi profit taking


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Para pemodal asing terus melancarkan aksi ambil untung alias profit taking di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selama empat hari berturut-turut, asing mencatatkan penjualan bersih atau net sell senilai Rp 2 triliun.

Meski demikian, dalam sebulan terakhir, asing masih membukukan pembelian bersih atau net buy senilai Rp 12,51 triliun. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), investor asing sudah mengemas net buy senilai Rp 37,39 triliun.

Analis Minna Padi Investama, Clement Hardjono menilai, aksi net sell asing masih cukup wajar. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menanjak 16,14% (ytd). Di kawasan Asia Pasifik, IHSG mencatatkan kinerja terbaik kedua setelah indeks SET Thailand yang mencatatkan pertumbuhan 19,54% (ytd). “Net sell asing yang terjadi di BEI merupakan aksi profit taking yang wajar,” kata Clement.

Dia mengatakan, aksi net buy asing sepanjang tahun ini lantaran optimisme investor asing terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dana asing mulai mengalir deras pada kuartal kedua tahun ini. “Pada kuartal kedua, ekonomi Indonesia tumbuh 5,18%,” ujar Clement.

Selain itu, program amnesti pajak menjadi sentimen positif bagi investor asing. Clement menegaskan, faktor eksternal berupa pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen pada Jumat kemarin yang mengisyaratkan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat memicu investor asing  melakukan aksi jual.

“Kami berharap, ekonomi Indonesia terus tumbuh hingga akhir tahun. Kami juga mengharapkan target tax amnesty tercapai,” kata dia.

Efek amnesti pajak

Clement mengatakan, jika program tax amnesty berhasil, maka tidak menutup kemungkinan IHSG mencatatkan rekor baru. Dia menyukai sektor infrastruktur dan konsumsi. “Kedua sektor ini adalah sektor defensif, sehingga demand akan lebih stabil,” kata dia.

Kepala Riset Bahana Securities  Harry Su menyarankan, sebaiknya investor melakukan switching ke sektor yang lebih defensif seperti rokok dan konsumer.

Menurut Harry, apabila program amnesti pajak berjalan sukses dan target pemerintah terpenuhi, maka IHSG berpotensi menyentuh 5.600 hingga akhir tahun nanti.

Adapun Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, investor harus melakukan selective buying dan berpegang teguh pada valuasi.

"Investor harus berhati-hati terhadap saham-saham seperti BMRI, KRAS, MDLN, LPKR, INAF, MPPA, HERO. Sebab, kenaikan saham-saham tersebut tidak didasari dengan fundamental sama sekali dan lebih didorong likuiditas. Menurut saya, itu berbahaya dan harus dihindari," ungkap Edwin.

Dengan asumsi earning per share (EPS) emiten di BEI sebesar Rp 300,37 dan estimasi price to earning ratio (PER) 2016 sebesar 19 kali, Edwin memperkirakan IHSG berpotensi menyentuh 5.707 di akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×