Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rotasi sektor unggulan penggerak bursa saham akan terjadi memasuki pergantian tahun. Sepanjang tahun 2023 indeks sektor infrastruktur memimpin pasar saham dengan kenaikan 80,75%.
Menempati posisi kedua, sektor barang baku (basic materials) yang tumbuh 7,51%. Kemudian sektor keuangan juga naik 3,07%. Sementara itu, sektor teknologi dan kesehatan turun paling dalam dengan mencetak kinerja minus 14,07% dan 12,07%.
Sedangkan sektor energi yang berjaya pada tahun 2022, berbalik minus 7,84% sepanjang 2023.
CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo mengatakan, kinerja sektoral dan penguatan IHSG tahun 2023 cenderung ditopang saham-saham yang baru melantai di BEI.
Baca Juga: Harga Komoditas Masih Landai, Laba Emiten Batubara Diprediksi Terkoreksi Tahun Ini
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menyoroti, pada tahun ini ada dua katalis penting yang bakal memengaruhi pergerakan sektoral saham di BEI. Pertama, potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang akan diikuti Bank Indonesia. Kedua, momentum politik pemilihan umum.
Secara historis, Ratih mengungkapkan pemilu menjadi katalis positif bagi sektor konsumsi primer. Selain faktor kenaikan konsumsi, sektor ini juga terpapar angin segar dari melandainya harga soft commodity seperti gandum.
"Sehingga beban pokok produksi bisa turun dan margin dapat meningkat," ungkap Ratih.
Sektor lain yang berpotensi naik daun tahun ini adalah properti. Menurut Ratih, menarik mencermati sektor properti seiring potensi pemangkasan suku bunga acuan.
Selain itu, ada guyuran insentif Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). "Insentif ini diproyeksikan mengakselerasi marketing sales emiten," imbuh Ratih.
Baca Juga: Wall Street Memerah Mengawali Perdagangan Pertama 2024
Selanjutnya, Ratih menjagokan sektor barang baku, khususnya di saham tambang logam (metal mining). Katalis utamanya adalah pemulihan ekonomi global dan upaya pemerintah untuk terus menggencarkan hilirisasi pertambangan.
Sektor unggulan lainnya adalah keuangan, terutama saham perbankan yang menunjukkan stabilitas kinerja di tengah volatilitas pasar dan situasi ekonomi.
"Momentum pemilu berpengaruh positif bagi konsumsi, serta meningkatkan permintaan kredit," tambah Ratih.
Saham pilihan
Dengan sejumlah pertimbangan tersebut, Ratih pun menyematkan rekomendasi beli untuk sejumlah saham. Misalnya, MYOR dengan target harga Rp 2.650, MDKA Rp 3.050, dan SMRA Rp 630. Kemudian, buy on weakness BBRI di area Rp 5.550 dengan target harga di Rp 5.900.
Sementara itu, Praska menambahkan pelonggaran kebijakan moneter suku bunga cuan serta pelaksanaan pemilu akan menjadi faktor krusial. Ia memproyeksikan sektor yang berpotensi memimpin di tahun 2024 adalah sektor keuangan, barang baku, konsumsi primer dan non-primer, properti, dan perindustrian.
Baca Juga: Inilah Daftar Saham yang Diprediksi Cuan Tahun 2024, Ada yang Blue Chip
Praska merekomendasikan saham BDMN, PNBN, INKP, TKIM, BSDE, PWON, ERAA, ASII, dan INDF.
Sementara itu, Tim Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia menyematkan rating overweight untuk sejumlah sektor saham, seperti saham-saham telekomunikasi di sektor infrastruktur, perbankan di sektor keuangan, properti, transportasi dan logistik, serta ritel pada sektor barang konsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News