Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali tahun 2021, pemerintah menjual Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang asing alias valuta asing (valas) dengan nilai jumbo. Ada dua obligasi valas yang dijual pemerintah yakni obligasi dalam mata uang dollar AS dan euro dengan total nilai Rp 58,8 triliun.
DJPPR Kementerian Keuangan dalam rilis menjelaskan, penerbitan obligasi ini dalam format SEC-Registered Shelf Take-Down. Pemerintah menjual obligasi valas dalam dollar AS sebesar US$ 3 miliar setara dengan Rp 41,68 triliun (dengan kurs Rp 13.895 per dollar AS) dan obligasi valas euro senilai € 1 miliar setara Rp 17,12 triliun (dengan kurs Rp 17.124 per euro).
Baca Juga: Realisasi pembiayaan utang 2020 naik 180,4%
Jika ditotal, pemerintah akan merilis obligasi valas senilai Rp 58,8 triliun.
Ada empat seri penerbitan dalam penerbitan obligasi valas kali ini. Terdiri dari tiga seri obligasi dalam mata uang dollar AS dan satu obligasi dalam mata uang euro. Pricing date dan setelmen keempat seri ini masing-masing pada 5 Januari 2021 dan 12 Januari 2021.
Seri pertama adalah RI0031 dalam tenor 10 tahun dan akan jatuh tempo pada 12 Maret 2031. Seri obligasi berdenominasi dollar AS ini diterbitkan senilai US$ 1,25 miliar dengan kupon 1,85%. Seri RI0031 ini akan dihargai 99,54% dengan yield 1,9%.
Seri kedua adalah seri RI0351 dengan tenor 30 tahun yang akan jatuh tempo pada 12 Maret 2051. Obligasi berdenominasi dollar AS ini akan dirilis senilai US$ 1,25 miliar dengan kupon 3,05%. Dimana yield RI0351 3,1% dengan harga 99,02%.
Baca Juga: Besok (7/1), rupiah diproyeksi menguat terbatas
Seri ketiga RI0371 masih dalam denominasi dollar AS senilai US$ 500 juta. Seri RI0371 ini berjangka waktu 50 tahun dan akan jatuh tempo 12 Maret 2071. Obligasi dollar AS ini memberi kupon 3,35% dengan yield 3,4% dan harga 98,79%.
Seri terakhir adalah seri RIEUR0333 dengan tenor 12 tahun dan akan jatuh tempo pada 12 Maret 2033. Surat utang dalam mata uang euro ini diterbitkan senilai € 1 miliar dan memberi bunga 1,1%. Obligasi euro ini dihargai 99,16% dengan yield 1,17% dengan reoffer spread vs mid swaps 135 bps.
Pemerintah dalam rilis menjelaskan, penerbitan SUN dual-currency ini memanfaatkan kesempatan di awal tahun ketika likuiditas di pasar yang cukup tinggi. Apalagi ada sentimen positif di pasar keuangan sebagai respon atas perkembangan vaksin Covid-19.
Hasil dari penerbitan kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN termasuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan penguatan reformasi struktural.
Pemerintah mengklaim penjualan SBN valas kali ini mengukir capaian yield terendah sepanjang sejarah untuk seluruh tenor yang diterbitkan. Untuk seri-seri dengan denominasi USD, initial price guidance berada pada area 2,350% untuk tenor 10 tahun, area 3,550% untuk tenor 30 tahun dan area 3,850% untuk tenor 50 tahun.
Dengan profil kredit Indonesia yang sangat baik di mata investor, transaksi ini berhasil mendapatkan orderbook yang dalam dan berkualitas sehingga final price guidance dapat ditekan hingga 45bps ke 1,900% untuk tenor 10 tahun, 3,100% untuk tenor 30 tahun dan 3,400% untuk tenor 50 tahun.
Baca Juga: Ini penyebab penerbitan SBN masih tetap diminati di tahun 2021
"Memanfaatkan momentum yang sangat tepat, Pemerintah juga berhasil menekan harga SUN denominasi Euro sebesar 40bps dari initial price guidance di area MS+175bps ke final price guidance di MS+135bps," jelas pemerintah dalam rilis. Transaksi kali ini juga mencatatkan tenor terpanjang untuk SUN denominasi Euro yang pernah diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia yakni tenor 50 tahun.
"Keseluruhan transaksi mendapatkan harga yang kompetitif, dengan final pricing yang berada pada level yang paling ketat untuk semua seri dan mencapai negative new issue premium yang signifikan," jelas pemerintah dalam rilis. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap credit story Indonesia dan optimisme atas pemulihan ekonomi Indonesia.
Keempat seri SUN yang diterbitkan pada transaksi kali ini memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.
Baca Juga: Penawaran lelang SUN perdana 2021 capai Rp 97,17 triliun, mayoritas investor domestik
Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah Citigroup, DBS Bank Ltd., Deutsche Bank, Mandiri Securities and Standard Chartered Bank, sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News