Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (5/1). Lelang kali ini merupakan lelang pertama pada 2021 dan berhasil mengumpulkan jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp 97,17 triliun.
Jumlah tersebut naik tipis jika dibandingkan lelang SUN sebelumnya (1/12/2020) yang mencapai Rp 94,31 triliun. Dari penawaran yang masuk, pemerintah memutuskan menyerap sebanyak Rp 41 triliun. Angka tersebut masih dalam rentang target indikatif pemerintah yang sebesar Rp 35 triliun-Rp 52,5 triliun.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menilai lelang kali ini menunjukkan hasil yang positif. Walaupun tidak berhasil menembus Rp 100 triliun, Fikri melihat yield lelang kali ini tercatat lebih kompetitif dibanding lelang SUN sebelumnya.
Apalagi, jumlah competitive bidder yang dimenangkan jauh lebih banyak ketimbang non-competitive bidder.
Baca Juga: Laris manis, penawaran pada lelang SUN perdana di 2021 capai Rp 97,17 triliun
“Ini mengindikasikan SUN masih jadi incaran portofolio investor saat ini. Apalagi investor domestik masih mampu mendominasi lelang di saat investor asing masih terbatas yang masuk ke pasar obligasi Indonesia,” jelas Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (5/1).
Fikri menilai, investor asing masih cenderung berhati-hati seiring risiko global yang kembali tinggi belakangan ini. Penyebaran jenis Covid-19 baru yang lebih infeksius di beberapa negara menjadi penyebabnya. Bahkan beberapa negara sudah mengambil langkah lockdown sebagai antisipasi penyebaran.
Dengan kondisi ini, Fikri menyebut wajar jika investor asing akhirnya memilih untuk tidak memindahkan dananya ke emerging market. Selain demi kebutuhan likuiditas, ada ketakutan bahwa pemulihan kasus virus Covid-19 baru di negara emerging market perlu waktu yang lebih lama ketimbang di negara maju.
Senada, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai porsi investor asing pada lelang kali ini masih minim.
Ramdhan bilang, porsi investor asing pada lelang SUN kali ini hanya 10-15% saja. Padahal dalam kondisi biasanya, porsi investor asing bisa mencapai 25-30%.
“Selama risiko global masih membayangi, sulit membayangkan investor asing bisa segara masuk. Game changer-nya ada di efektivitas vaksinasi sebenarnya. Jika vaksin terbukti efektif dan dampaknya bisa mempercepat pemulihan ekonomi, investor asing pasti akan melirik SUN karena dari segi yield memang menarik,” tambah Ramdhan.
Meski demikian, Fikri menyebut kondisi pasar SUN Indonesia sebenarnya masih sangat baik. Dari segi likuiditas saat ini masih lah melimpah, apalagi Bank Indonesia (BI) juga masih akan memberlakukan kebijakan burden sharing. Dari sisi peminat pun disebut masih tinggi seiring minat masyarakat terhadap reksadana berbasis suku bunga juga semakin tinggi belakangan ini.
“Dengan kehati-hatian Kementerian Keuangan dalam mengelola kebijakan fiskal, lalu dengan kebijakan moneter yang akomodatif, pasar SBN masih akan stabil ke depan. Apalagi jika investor asing mulai masuk, yield SUN bisa akan turun lebih banyak,” tutup Fikri.
Selanjutnya: Pemerintah akan terbitkan surat utang Rp 342 triliun di kuartal I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News